Bisnis.com, JAKARTA – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk., perusahaan milik Sandiaga Uno, mencatatkan rugi bersih Rp6,2 triliun, padahal pada 2017 emiten berkode SRTG itu untung Rp3,3 triliun. Apa yang menyebabkan Saratoga merugi?
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan, perseroan mengalami kerugian karena volatilitas dalam berinvestasi seperti, penurunan harga saham. Beberapa faktor eksternal lainnya yakni, tren kenaikan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, serta harga komoditas yang turun menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Namun, kami tetap percaya harga saham bisa menyamai fundamental perusahaan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Adapun, faktor eksternal itu memberikan dampak negatif terhadap portofolio investasi perseroan.
Sejumlah anak usaha yang dimiliki oleh Saratoga antara lain, PT Adaro Energy Tbk. dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Dalam setahun terakhir, harga saham Adaro memang sudah turun 33,82%. Pada perdagangan Kamis (28/3/2019) harga saham emiten berkode ADRO itu naik 0,37% menjadi Rp1.350 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp43,18 triliun dan P/E ratio sebesar 7,88 kali.
Lalu, harga saham Tower Bersama mencatatkan penurunan sebesar 30% dalam setahun terakhir. Pada perdagangan hari ini, emiten berkode TBIG itu mencatatkan penurunan sebesar 2,25% menjadi Rp3.910 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp17,76 triliun dan P/E Ratio sebesar 7,53 kali.