Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berbalik menguat meski hanya tipis, sekaligus mengakhiri pelemahan empat hari berturut-turut.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot rebound dengan penguatan 2 poin atau 0,01% ke level Rp14.128 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (5/4/2019).
Rupiah sebelumnya dibuka terdepresiasi 8 poin atau 0,06% ke level Rp14.138 per dolar AS, setelah pada perdagangan Senin (4/3) berakhir dengan pelemahan 10 poin atau 0,07% di level Rp14.130 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.128-Rp14.154 per dolar AS.
Rupiah melemah di tengah pergerakan mata uang lainnya di Asia yang cenderung variatif terhadap dolar AS, dengan penguatan dipimpin rupee India yang terapresiasi 0,53%, sedangkan peso Filipina melemah paling tajam sebesar 0,75%.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,052 poin atau 0,05% ke level 96,734 pada pukul 17.10 WIB.
Indeks sempat bergerak di zona merah ketika dibuka turun 0,003 poin di level 96,679, setelah pada perdagangan Senin (4/3/2019) ditutup menguat 0,16% atau 0,155 poin ke level 96,682.
Sepanjang hari ini, indeks dolar AS bergerak fluktuatif di kisaran 96,663 – 96,807.
Dilansir Reuters, dolar AS memperoleh sebagian dukungan dari imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi setelah rilis sejumlah data ekonomi, termasuk produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat, meredakan kekhawatiran potensi penurunan momentum ekonomi yang cepat.
Meski imbal hasil obligasi AS masih di bawah puncaknya yang disentuh pada Januari, permintaan mendasar untuk dolar AS tetap solid yang menjadi tanda optimisme seputar prospek ekonomi AS.
Di sisi lain, terhadap mata uang yen Jepang, dolar AS cenderung bergerak defensif ketika penghindaran risiko pada pasar saham menopang pergerakan yen. Pada perdagangan kemarin, sejumlah indeks utama di bursa Wall Street AS berakhir melemah.
“Dolar menguat, saham turun, dan obligasi AS naik. Kita akan melihat dolar menguat terhadap sejumlah mata uang meskipun tergelincir terhadap beberapa mata uang lain dalam situasi seperti itu,” ujar Shin Kadota pakar strategi senior di Barclays, seperti dikutip Reuters.