Bisnis.com, JAKARTA -- Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk. Sarman Simanjorang memastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak menambah kepemilikan saham di perusahaan itu, dari semula 23,33% menjadi 26,25%.
"Datanya salah. Bukan bertambah, tetapi terjadi penggabungan atau penyatuan karena selama ini saham milik pemerintah dibagi dua, yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan BP IPM Jaya [Badan Pengelola Investasi dan Penyertaan Modal Jakarta]," katanya ketika dikonfirmasi, Sabtu (2/3/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, saat ini, San Miguel memiliki porsi saham mayoritas di perusahaan produsen bir tersebut, yaitu 58,3% atau setara dengan 467 juta lembar saham.
Sementara itu, saham perusahaan berkode emiten DLTA itu telah dimiliki oleh Pemerintah Ibu Kota selama 45 tahun. Porsi saham pemerintah mencapai 26,25%, yang merupakan gabungan antara 23,34% (186,8 juta lembar saham) milik Pemprov DKI dan 2,91% milik BP IPM Jaya.
"BP IPM Jaya ini dulu salah satu SKPD [Satuan Kerja Perangkat Daerah] tapi sudah dibubarkan. Jadi, punya Pemprov DKI juga," tutur Sarman.
Meski demikian, dia enggan menjelaskan rencana divestasi saham DLTA yang akan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga
Rencana pelepasan saham produsen bir merek Anker tersebut merupakan salah satu janji kampanye Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017.
"Masih proses. Nanti saya kasih infonya," ucap Sarman, yang juga Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/2), Pemprov DKI Jakarta menambah kepemilikan saham pada emiten minuman beralkohol itu sebanyak 23,35 juta saham. Transaksi dilakukan pada 25 Februari 2019.
Sebelum transaksi, Pemprov DKI Jakarta memiliki 186,85 juta saham atau 23,33% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Setelah transaksi ini, saham yang dikuasai Pemprov DKI Jakarta sebesar 210,20 juta atau 26,25%.
Hingga 30 September 2018, DLTA membukukan penjualan Rp627,79 miliar atau tumbuh 13,07% secara year-on-year (yoy). Adapun laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp232,89 miliar atau tumbuh 23,21% secara yoy.
Pada perdagangan Jumat (1/3), harga saham DLTA ditutup di level Rp6.650 atau menguat 3,91% dari penutupan sehari sebelumnya. Secara year-to-date (ytd), saham perseroan naik 20,9%.