Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tergelincir ke zona merah dan berakhir terkoreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (20/12/2018), di tengah aksi jual yang melanda pasar saham global.
Pergerakan IHSG ditutup turun 0,46% atau 28,22 poin di level 6.147,88, dari level penutupan perdagangan Rabu (19/12) yang mampu rebound 1,55% atau 94,23 poin di posisi 6.176,09.
Indeks mulai tergelincir ke wilayah negatif dengan dibuka melemah 0,50% atau 31,16 poin di level 6.144,94 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.112,05–6.160,41.
Empat dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor industri dasar (-1,31%) dan finansial (-1,12%). Lima sektor lainnya, dipimpin konsumer yang naik 0,57%, mampu menetap di teritori positif sekaligus membatasi besarnya pelemahan IHSG pada akhir perdagangan.
Dari 621 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 153 saham menguat, 269 saham melemah, dan 199 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 2,20% dan 1,84% menjadi penekan utama terhadap pergerakan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 juga berakhir terkoreksi 0,68% atau 3,81 poin di level 553,47, setelah mampu rebound dan menutup perdagangan Rabu (19/12) dengan lonjakan 1,99% di level 557,29.
Aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing pun berlanjut pada perdagangan hari kelima beruntun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp450,65 miliar pada perdagangan hari ini.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga memerah sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (-0,21%), indeks FTSE KLCI Malaysia (-0,31%), indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,26%), dan indeks SE Thailand (-0,68%).
Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing bahkan berakhir anjlok lebih dari 2%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup melemah 0,90%.
Sementara itu di China, indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 masing-masing ditutup turun 0,52% dan 0,77%. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong berakhir melorot hampir 1%.
Pasar ekuitas global kompak melemah setelah bank sentral AS Federal Reserve, melalui pernyataan kebijakan moneternya, memupuskan harapan investor atas prospek kebijakan yang lebih dovish bahkan ketika tanda-tanda tersendatnya pertumbuhan ekonomi global terlihat meningkat.
The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (19/12) waktu setempat (Kamis dini hari WIB).
Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.
Keresahan atas langkah The Fed yang pada umumnya mempertahankan prospek kenaikan lebih lanjut selama dua tahun ke depan menjalari pasar finansial mulai dari Asia hingga Eropa. Indeks-indeks saham utama terjerembab dan investor beralih pada obligasi pemerintah yang dinilai relatif aman.
Bursa saham Eropa melorot 1,2%, dengan indeks saham di Jerman, Inggris, dan Prancis menyentuh level terendahnya sejak Desember 2016. Indeks ekuitas global MSCI pun turun ke level terendahnya sejak Mei 2017.
“Tampaknya pasar aset berisiko menginginkan 'lemparan' yang lebih kuat dari The Fed mengingat godaan resesi yang sedang berlangsung mengambil alih sentimen pasar,” kata Salman Ahmed, pakar strategi investasi global di Lombard Odier Investment Managers, seperti diberitakan Reuters.
Meski ikut terseret aksi jual saham global, IHSG berhasil menghapus sebagian pelemahan yang dibukukannya hari ini setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berakhir hari ini memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 6%.
RDG BI juga menahan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan tersebut konsisten dengan upaya bank sentral menurunkan defisit transaksi dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, termasuk mempertimbangkan penyesuaian suku bunga global beberapa bulan ke depan.
Selain itu, Bank Indonesia mencermati perkembangan terakhir di global termasuk keputusan Fed tadi malam serta melihat pertumbuhan global melandai dan ketidakpastian global berlanjut.
"Bank Indonesia juga meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah 2,5% pada tahun depan," papar Perry.
Tak hanya IHSG, nilai tukar rupiah berhasil mengikis sebagian pelemahannya hari ini dengan berakhir terdepresiasi 34 poin atau 0,24% di level Rp14.473 per dolar AS, setelah dibuka melemah 65 poin atau 0,45% di posisi 14.504.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
BBCA | -2,20 |
TLKM | -1,84 |
BMRI | -1,68 |
CPIN | -3,87 |
TPIA | -2,63 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
ICBP | +2,70 |
TOWR | +9,84 |
HMSP | +0,52 |
ASII | +0,59 |
JRPT | +24,79 |
Sumber: Bloomberg