Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Transaksi Perdagangan Berjangka di BBJ Moncer

Volume perdagangan berjangka komoditas dari kontrak multilateral dan sistem perdagangan alternatif di Bursa Berjangka Jakarta mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sepanjang Januari-September dengan pertumbuhan dari kedua kontrak mencapai lebih dari 31%.
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Volume perdagangan berjangka komoditas dari kontrak multilateral dan sistem perdagangan alternatif di Bursa Berjangka Jakarta mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sepanjang Januari-September dengan pertumbuhan dari kedua kontrak mencapai lebih dari 31%.

Dari data yang didapat Bisnis dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, tercatat bahwa pertumbuhan volume kontrak multilateral di BBJ bertumbuh 38,30% menjadi 1,03 juta lot dari hanya 744.643 lot pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, pertumbuhan kontrak sistem perdagangan alternatif (SPA) tumbuh 29,77% menjadi 3,83 juta lot dari jumlahnya pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 2,95 juta lot.

Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang  mengatakan, pertumbuhan volume dan nilai transaksi di BBJ sudah sejalan dengan target, bahkan cederung overtarget terutama dari komoditas kopi dan emas Loco London (GOL 100).

“Proyeksi saya hingga akhir tahun, kami optimistis akan overtarget sekitar 9% - 12% dari target 4,55 juta lot untuk bilateral [SPA] dan 1,2 juta lot untuk multilateral,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (16/10/2018). Adapun, target awal per kuartalnya hanya 1,12 juta lot untuk SPA dan 300.000 untuk kontrak multilateral.

Untuk saat ini, kontrak SPA masih lebih diminati oleh pasar dibandingkan dengan kontrak multilateral. Menurut Paulus, penyebabnya antara lain karena minat dari investor, fluktuasi harga kontrak SPA yang lebih volatil, dan variasi kontrak SPA yang lebih beragam mengikuti tren global.

“Namun bukan berarti kontrak multilateral tidak diminati. Tetap ada peminat, tapi belum secara global untuk pasar domestik saja. Kontrak multilateral peminatnya masih terbatas di pedagang dan pembelinya  komoditas multilateral sehingga perlu akselerasi lagi, kami sedang tetap mengupayakan ke para pelaku pasar fisik khususnya dan para trader,” papar Paulus.

Ke depan, untuk meningkatkan jumlah transaksi dan minat pada kontrak multilateral, BBJ akan menggencarkan sosialisasi dan edukasi, serta menyesuaikan kontrak dengan kondisi yang terjadi saat ini.

Tahun depan, Paulus mengatakan target pertumbuhan dari kontrak SPA dan multilateral akan ditambah menjadi 15% dari target tahun 2018 yang hanya 10%. Nantinya, komoditas yang dijadikan andalan untuk pertumbuhan transaksi PBK adakah kopi, emas, olein, dan kakao.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper