Bisnis.com, JAKARTA – PT Graha Layar Prima Tbk. menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 25% sepanjang tahun ini, didorong oleh ekspansi bioskop di sejumlah kota dan pengembangan fasilitas pada lokasi bioskop perseroan.
Head of Development Division Graha Layar Prima Tbk. Bunyan Sofyan menyampaian pada tahun ini perseroan akan menganggaran belanja modal sebesar Rp500 miliar yang akan digunakan untuk penambahan dan renovasi bioskop.
“Pada tahun ini kami juga merencanakan ekspansi total 16 bioskop dan tidak hanya kan second tier city, tetapi juga ke third tier city. Kota-kota di Indonesia banyak yang belum punya bioskop. Market-nya besar tapi belum banyak yang kami gali potensinya, padahal animonya bagus,” ungkap Bunyan dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (16/5).
Bunyan menyampaikan perseroan juga melakukan ekspansi melalui kerja sama dengan para pengembang perumahan. Emiten dengan kode saham BLTZ tersebut membuka sejumlah saluran penjualan, namun lebih dari 50% tiket terjual melalui on site channel.
Adapun, pada tahun lalu BLTZ membukukan laba bersih untuk pertama kalinya setelah menderita rugi selama 2015—2016. Pada 2017, perseroan mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,44 miliar. Pada 2017, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp849,24 miliar, meningkat 47,3% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp576,56 miliar.
Berdasarkan catatan perseroan, sebesar 67,08% pendapatan dikontribusikan oleh segmen penonton, disusul oleh segmen makanan dan minuman (restoran) sebesar 21,84%, dan segmen event and advertorial sebesar 10,84%.
Pada tahun lalu, perseroan mencatatkan okupansi sebesar 18,82%, naik tipis dari tahun sebelumnya yang berada pada kisaran 18%. Per akhir 2017, perseroan memiliki total 42 bioskop, dan telah membuka 4 bioskop lagi pada 2018.
Sementara itu, Corporate Secretary Graha Layar Prima Mutia Resty mengungkapkan dana belanja modal 2018 yang sebesar Rp500 miliar akan bersumber dari pinjaman bank. Sejauh ini, perseroan belum berencana meluncurkan aksi korporasi tertentu untuk menggalang dana.
“Kami masih memiliki pinjaman yang kami dapat dari tiga bank pada 2017, dan awal tahun ini kami juga baru mendapatkan pinjaman dari 1 bank. Kami belum memiliki rencana fund raising dari pasar modal,” ungkap Mutia.