Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas PT Elnusa Tbk., (ELSA) mengalokasikan belanja modal sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar pada 2018.
Manager of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan menuturkan, pada 2018 perusahaan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp400-Rp500 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penambahan armada mobil tangki, teknologi seismic, barges, dan lain-lain.
Sumber pendanaan berasal dari internal dan eksternal. Pendanaan pihak ketiga salah satunya berasal dari perjanjian kredit sindikasi senilai US$80 juta atau Rp1,1 triliun yang dilakukan pada Rabu (21/2).
Dia optimistis pendapatan perusahaan dapat meningkat signifikan pada tahun ini seiring dengan memanasnya harga minyak. Mengutip estimasi OPEC, rerata harga minyak 2018 berada di kisaran US$55 per barel.
"Pendapatan optimis bertumbuh tahun ini. Hanya pengaruh harga minyak dan estimasi pertumbuhan 2018 baru dapat ditelaah setelah kuartal I/2018," tuturnya kepada Bisnis di Graha Elnusa, Jumat (23/2/2018).
Pada 2018, sambung Wahu, perusahaan akan memacu bisnis segmen hulu berbasis non aset seperti Engineering Procurement Construction (EPC) dan Operation and Maintenance (OM), serta pengambangan sistem seismik.
Baca Juga
Adapun, di segmen hilir ELnusa mengambangkan misi total solution services, sehingga bisa memberikan pelayanan secara menyeluruh, cepat, dan baik.
Di segmen hilir, Elnusa masih mengandalkan anak usahanya, yakni PT Elnusa Petrofin (EPN). Pada 2018, diperkirakan kontribusi pendapatan EPN terhadap Elnusa sekitar 50%.
"Hal ini terjadi karena memang geliat bisnis hilir migas sedang sangat baik," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2017, ELSA membukukan pendapatan senilai Rp4,98 triliun. Rinciannya, pemasukan dari jasa distribusi dan logistik energi Rp2,5 triliun, jasa hulu migas terintegrasi Rp2,27 triliun, serta jasa penunjang migas Rp206,87 miliar.