Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga rebound setelah mengalami pelemahan 3 sesi beruntut akibat dolar yang lebih kuat.
Pada penutupan perdagangan Selasa (21/2/2018) harga tembaga di London Metal Exchange (LME) menguat tipis 29 poin atau 0,41% menjadi US$7.119 per ton.
Sebelumnya, harga komoditas logam industri ini melemah 3 sesi berturut—turut seiring dengan positifnya pergerakan dolar AS yang membuat logam lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya di samping volume perdagangan rendah pada pasar Asia yang ditutup pada liburan Tahun Baru Imlek.
“Tembaga telah mencapai di atas US$7.000 per ton,” kata analis ING Oliver Nugent.
Terpantau dari Bloomberg, harga tembaga memang mampu bertahan di atas level US$7.000 per ton, namun secara year to date (ytd), harga tercatat melemah lebih dari 2%.
“Tapi, kami masih melihat bearish sampai paruh kedua tahun ini karena kami pikir pasokan tidak akan seketat yang dipikirkan beberapa orang,” lanjut Nugent.
Baca Juga
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun Bloomberg, stok tembaga di gudang LME telah meningkat menjadi hampir 340.000 ton dari 200.000 ton pada awal Januari. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan masih berlimpah.