Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak melemah menjelang notulensi Federal Open Market Committee (FOMC) di tengah penekanan atas penguatan dolar AS.
Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya hari ini (21/2/2018) menuturkan bahwa harga emas bertekuk lutut lantaran positifnya aura mata uang dolar AS pada sesi perdagangan semalam.
Rencana Departemen Keuangan AS untuk menjual surat utang sebesar US$250 miliar dan kenaikan suku bunga di bawah komando Gubernur The Fed anyar Jerome Powell telah memicu reaksi negatif terhadap emas.
Indeks dolar AS telah rebound dari titik terendah 3 tahun, sementara emas telah mengalami penurunan 3 sesi berturut—turut.
Terpantau pada perdagangan Rabu (21/2/2018) pukul 09.07 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 melemah 0,08% menjadi US$1.330,20 per troy ounce, sementara harga emas spot turun 0,03% menuju US$1.328,76 per troy ounce.
“Kondisi ini disebabkan oleh antisipasi pelaku pasar jelang notulensi rapat FOMC yang akan dirilis malam ini,” papar ATPF.
Baca Juga
Dalam riset yang berbeda, Valbury Asia Futures yang mengutip informasi Reuters menuturkan bahwa harga emas ditekan oleh dolar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga, namun logam mulia ini mendapat dukungan dari kekhawatiran dan ketidakpastian politik.
Ketidakpastian geopolitik itu berupa perpecahan dalam konferensi keamanan Munich baru—baru ini yang mengancam AS. Selain itu, sanksi perdagangan juga dapat meningkatkan permintaan safe haven untuk emas.
“Namun, secara relative strenght index [RSI] harian, koreksi harga emas akan selalu terjadi,” tuturnya.
Berikut analis teknikalnya.
Level resistan: 1.348,14; 1.366,06; 1.374,92; 1.391,76
Level support: 1.319,35; 1.314,06; 1.306,81; 1.302,45
Rekomendasi
Beli: --
Jual: 1.331
Stop loss: 1.341
Target: 1.321—1.316