Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Energy Institute (EI) Carbon Capture and Storage (CCS), sebagian besar eksekutif energi underestimate terhadap seberapa banyak mereka dapat mengurangi emisi saat mengekstrak dan mengangkut gas alam.
Sebanyak 40% responden dalam survei mengatakan gas akan terus memainkan peran kecil dalam industri transportasi sampai 2050, sementara 30% menuturkan gas akan memberikan proporsi yang signifikan dari bahan bakar transportasi.
Adapun, 26% mengatakan gas akan memberikan proporsi signifikan pada bahan bakar transportasi sebagai sumber hidrogen, sedangkan 4% berpendapat bahwa gas sebagai bahan bakar transportasi akan dihapus keseluruhannya.
“Hampir setengah dari industri gas gagal melakukan penangkapan dan penyimpanan karbon, walaupun teknologi tersebut dipandang sebagai cara paling efektif untuk mengurangi emisi dari konsumsi bahan bakar,” survei tersebut dikutip pada Rabu (21/2/2018).
Sekitar seperempat dari responden yang disurvei mendukung penelitian CCS sekaligus mendukung proyek percontohan skala besar. Dua pertiga dari 189 responden dalam survei terkejut dengan skala kemungkinan untuk mengurangi emisi.
“Banyak yang telah dikatakan tentang gas sebagai ‘bahan bakar transisi’, dengan sejumlah perusahaan minyak memindahkan portofolio hidrokarbon mereka ke arah gas,” kata Vivienne Cox, wakil presiden Institut Energi dan mantan eksekutif BP Plc.
Baca Juga
“Industri profesional cenderung underestimate terhadap mendekarbonisasi gas jika komitmen iklim di Paris harus dipenuhi,” lanjutnya.
Center for International Climate Research (CICERO) yang berbasis di Oslo menuturkan, CCS diperlukan untuk memenuhi target dalam kesepakatan iklim Paris untuk menjaga suhu dari kenaikan 2 derajat Celsius (3,6 fahrenheit).
Energy Institute tengah menyelenggarakan International Petroleum Week di London minggu ini, sebuah pertemuan tiga hari [20—22 Februari 2018] untuk membahas industri minyak dan gas dunia.