Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas kapas mengalami penguatan seiring dengan tingkat ekspor yang meningkat di samping proyeksi pasar defisit.
Pada perdagangan Rabu (21/2/2018) pukul 14.25 WIB, harga kapas kontrak teraktif Mei 2018 naik 0,30% menjadi US$79,20 sen per bushel di ICE Futures, kenaikan tiga sesi berturut—turut.
Pada perdagangan sebelumnya, tercatat harga telah naik 2,3% menjadi US$78,96 sen per bushel. Namun secara year to date (ytd), harga melemah 1,18%.
JP Morgan Chase & Co, bank investasi global menuturkan bahwa pasar kapas dunia mengalami defisit yang lebih dalam pada musim 2017/2018 setelah terjadi penurunan stok dan peningkatan konsumsi global.
“Defisit musim ini mencapai 3 juta bal. Adapun menurut catatan kami konsumsi sebanyak 121,2 juta bal,” kata JP Morgan.
Sementara itu, Departemen Pertanian AS (USDA) memproyeksikan output global mencapai 120,5 juta bal, sementara prediksi konsumsi komoditas perkebunan tersebut sebesar 121,37 juta bal dengan stok akhir naik 1% year on year (yoy).
Baca Juga
Dilansir dari Bloomberg, peningkatan harga kapas pada akhir—akhir ini ditopang oleh prospek pada peningkatan penanaman AS pada panen mulai 1 Agustus dan peningkatan tingkat ekspor.
USDA mencatatkan sampai 8 Februari, eksportir kapas dataran tinggi committed 93% dari total perkiraan musim 2017/2018, dibandingkan dengan 73% pada tahun sebelumnya.
“Penjualan ekspor kapas mingguan terbaru dari London hampir saja 7 kali lipat dari kecepatan mingguan yang dibutuhkan agar sesuai dengan target USDA,” kata Louis Rose, Direktur Riset & Analis di Rose Commodity Group di Memphis, Tenn.
Rose menuturkan bahwa permintaan kapas meningkat seiring dengan menguatnya permintaan benang.
“Pasar tampaknya akan mengalami pemulihan, atau setidaknya periode konsolidasi yang akan mengoreksi kondisi teknis dalam jenuh jual,” Tutur David Hightower, Pendiri Hightower Report di Chicago.
JP Morgan memproyeksikan harga kapas meningkat 7% pada kuartal I/2018 menjadi US$77 sen per bushel. Sementara sampai kuartal IV/2018, rata—rata akan bergerak di US$74 sen per bushel.