Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Penurunan NAB Reksa Dana Syariah pada Januari 2018

Banyaknya investor yang beralih ke produk lain dinilai menjadi penyebab menurunnya dana kelolaan reksa dana syariah pada bulan lalu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya investor yang beralih ke produk lain dinilai menjadi penyebab menurunnya dana kelolaan reksa dana syariah pada bulan lalu.

Direktur Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan ada pergeseran pola investasi nasabah pada bulan lalu. Menurutnya, tidak sedikit investor yang mengalihkan dananya ke kontrak pengelolaan dana (KPD).

KPD adalah kontrak bilateral antara manajer investasi dengan investor. Dengan kata lain, investor mempercayakan dananya kepada manajer investasi untuk dikelola di pasar modal, namun tata cara pengelolaan dananya diatur dalam kontrak tersendiri yang hanya khusus untuk investor tersebut.

"Kalau di kami seperti itu. Jadi banyak yang beralih ke KPD. Selain itu penurunan NAB reksa dana syariah juga disebabkan oleh adanya investor yang menarik investasinya atau keluar," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (8/2/2018).

Namun demikian, hal tersebut bukan berarti minat investor terhadap reksa dana syariah menurun. Perpindahan tersebut, sambungnya, dilakukan untuk memudahkan pengawasan.

Dia menambahkan, imbal hasil yang berhasil ditorehkan reksa dana syariah, terutama yang berbasis saham pada bulan lalu lebih baik dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional.

Secara jangka panjang, imbuhnya, reksa dana syariah masih cukup menjanjikan meskipun return yang dihasilkan tidak sebesar reksa dana konvensional. "Perpindahan ini hanya faktor pribadi investor yang ingin melakukan pengawasan secara langsung," ujarnya.

Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (8/2/2018), per 31 Januari lalu total NAB reksa dana syariah tercatat senilai Rp27,87 triliun. Angka tersebut menurun sebesar 1,55% dibandingkan dengan total dana kelolaan per akhir Desember tahun lalu. Kala itu, OJK mencatat total NAB mencapai Rp28,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper