Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas diproyeksi bearish dalam waktu dekat ke level US$1.240 per troy ounce seiring dengan pernyataan hawkish dari sejumlah pejabat Federal Reserve.
Pada perdagangan Rabu (21/6/2017) pukul 12.48 WIB harga emas gold spot naik 2,88 poin atau 0,23% menjadi US$1.245,85 per troy ounce, setelah menurun dalam 5 sesi sebelumnya. Sepanjang tahun berjalan harga masih meningkat 8,57%.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menuturkan harga emas menghadapi penurunan tajam pada awal pekan ini. Pemerosotan harga terjadi seiring dengan apresiasi dolar AS.
Penurunan harga diperbesar oleh komentar hawkish dari pejabat penting The Fed yang memberi harapan kenaikan suku bunga AS lagi pada tahun ini. Artinya rencana Bank Sentral AS mengerek suku bunga sebanyak 3 kali pada 2017 akan terealisasi.
Presiden The Fed New York William Dudley mengharapkan pasar tenaga kerja yang semakin kencang dapat memicu inflasi, sehingga mendukung adanya kenaikan suku bunga lanjutan. Sementara itu, Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan menyatakan pelemahan data ekonomi bersifat dan imbal hasil obligasi 10 tahun bersifat sementara.
Walaupun ketidakpastian seputar Brexit dan politik AS yang berkelanjutan dapat mendorong harga batu kuning dalam jangka menengah hingga panjang, logam mulia ini tetap bearish dalam jangka pendek ketika berada di bawah level US$1.260 per troy ounce. Dari sudut pandang teknikal, emas tertekan pada grafik harian dengan dan membidik posisi US$$1.240 per troy ounce.
Selain itu, komentar hawkish justru menguatkan mata uang dolar AS, terutama dari komentar Dudley. Investor yang bersikap bullish terhadap USD pun mendapatkan angin segar.
Pada perdagangan Rabu (21/6/2017) pukul 12.41 WIB indeks dolar terkoreksi tipis 0,1% menuju 97,75. Indeks nyaman bertengger di atas level 97 dalam 5 sesi perdagangan terakhir.
“Walaupun Dudley menyampaikan optimisme tentang keadaan ekonomi AS, saya pribadi merasa bahwa fundamental makro Amerika Serikat harus menunjukkan sinyal stabilitas yang berkelanjutan sebelum investor dapat mengadopsi pandangan [hawkish] yang sama,” tutur Lukman dalam riset, Rabu (21/6/2017).
Agenda ekonomi yang relatif kosong pada pekan ini berpotensi menguatkan USD, apabila ada pernyataan dari pejabat The Fed lainnya yang serupa dengan Dudley. Dari sudut pandang teknikal, indeks dolar mendapatkan pijakan kuat di dalam grafik harian. Breakout di atas 97,75 dapat membuka jalan menuju 98.