Bisnis.com, JAKARTA— Kenaikan pendapatan PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) yang didorong oleh penjualan domestik ternyata tak mampu meningkatkan laba perusahaan. Pada 2016, laba emiten komestik ini merosot hingga 70,23%.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember yang dipublikasikan Selasa (21/3/2017) dikemukakan bahwa penjualan bersih perseroan tumbuh 9,2% dari Rp2,32 triliun menjadi Rp2,53 triliun di 2016. Kenaikan penjualan didorong penjualan domestik yang tumbuh 10,6% menjadi Rp1,88 triliun dari Rp1,70 triliun.
Muhammad Makmun Arsyad mengatakan penjualan domestik sebagai contributor terbesar menunjukkan pemilihan dibandingkan tahun 2015. Strategi Mandom Indonesia untuk memfokuskan penjualan pada produk fast moving terbukti dapat mendukung pencapaian penjualan domestik tersebut.
“Kinerja ini didukung oleh beberapa produk yang tergolong baru, seperti Gatsby Styling Pomade, Pixy Lip Cream dan Pixi Aqua Beauty Protecting Face Mist yang diterima baik di pasar,” jelasnya dalam keterbukaan informasi.
Selain itu, hadirnya distribution center di Surabaya dan penambahan sebanyak 10 titik distribusi yang tersebar di berbagai daerah juga memudahkan perseroan dalam mengembangkan pasar, khususnya di Indonesia Timur.
Sementara itu, penjualan ekspor tercatat sebesar Rp650,48 miliar atau naik 5,2% dibandingkan dengan 2015. Pada 2016, penjualan ekspor khususnya ke daerah Timur Tengah terkendala dengan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil di beberapa negara tujuan.
Namun demikian, pada semester II/2016 kinerja ekspor terlihat membaik yang diharapkan akan berlanjut di tahun 2017.
Dari segi profitabilitas, laba bersih yang dicatatkan pada 2016 senilai Rp162,06 miliar atau turun 70,23% dibandingkan dengan 2015. “Hal ini karena laba bersih 2015 sebagian besar diperoleh dari hasil penjualan tanah dan bangunan kantor dan pabrik perseroan di Sunter, Jakarta Utara.”
Dalam laporan keuangan terlihat, pada 2016 keunutngan atas penjualan/penghapusan aset tetap hanya Rp118,01 juta, sedangkan di 2015 mencapai Rp470,28 miliar.
Per 31 Desember 2016, jumlah aset perseroan tercatat Rp2,18 triliun.