Bisnis.com, JAKARTA--Rencana Bank Sentral Amerika Serikat menaikan Fed Fund Rate yang berimbas pada peningkatan US Treasury tidak membuat pasar obligasi Indonesia sepi peminat.
I Made Adi Saputra, analis fixed-income MNC Securities menilai bila fed fund rate (FFR) naik tiga kali maka US treasury berpotensi terkerek menjadi 2,75%. Menurutnya, penaikan FFR itu juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi Amerika.
Dia menyebutkan bila FFR meningkat sampai 3 kali maka maka negara itu akan mencatatkan peningkatan beban bunga penerbitan US Treasury, apalagi kini AS berencana menambah jumlah penerbitan US Treasury seiring dengan pemerintah amerika mengurangi penerimaan pajak
"Bila FFR naik, tetapi nolai tukar rupiah masih stabil di kisaran Rp13.200-Rp13.600 per dolar maka obligasi dengan tenor 10 tahun proyeksinya sekitara 7,25%, dengan asumsi ada kenaikan peringkat oleh S&P," ungkapnya pada Bisnis, Senin (13/3/2017) sore.
Made menilai apakah kondisi inflasi AS bisa naik cukup kencang sehingga the Fed perlu meredam dengan menaikkan suku bunga hingga tiga kali, dan tentu rencana tersebut bakal memiliki konsekuensi.
Fed Fund Rate Berpotensi Naik, Pasar Obligasi Indonesia Tetap Ramai
Rencana Bank Sentral Amerika Serikat menaikan Fed Fund Rate yang berimbas pada peningkatan US Treasury tidak membuat pasar obligasi Indonesia sepi peminat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Novita Sari Simamora
Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani
Topik
Konten Premium