Bisnis.com, JAKARTA - Harga gula mentah di perdagangan bursa Eropa kian merosot sepanjang enam minggu terakhir. Adapun pemicu turunnya harga itu karena persediaan yang cukup tinggi.
James Cassisdy, Kepala Gula Berjangka di Societe Generale N.Y menuturkan penguatan dolar yang berlangsung akhir-akhir ini telah berkontribusi pada headwinds terhadap gula. Dia menuturkan, permintaan akan kebutuhan gula juga tinggi, sehingga sangat berpotensi harga bisa naik kembali.
"Hal yang memacu permintaan bahan baku yang tinggi yakni semakin ketatnya pasokan gula saat musim hujan," ungkapnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg, Rabu (23/11/2016).
Pada perdagangan Rabu (23/11), harga gula dalam perdagangan ICE Futures Europe Commodities pukul 17.24 WIB memudar 0,2 poin atau 0,04% berada pada level US$526,3 per metrik ton. Harga gula berjangka pun turun 11,37% dalam dua bulan terakhir.
Sementara itu, dalam NYB-ICE Futures harga gula berjangka dalam perdagangan harian pada pukul 17.55 WIB menguat tipis 0,01 poin atau 0,05% menjadi US$19,76 pound. Dalam sebulan terakhir, harga gula berjangka di bursa Amerika Serikat ini terkoreksi 14,83% dalam sebulan.