Bisnis.com, JAKARTA--Harga paladium menyentuh level tertinggi sejak Juni 2015 sekaligus memimpin kenaikan logam mulia seiring dengan kenaikan penjualan mobil di China. Di sisi lain, proyeksi penundaan suku bunga Federal Reserve menguatkan reli komoditas tersebut.
Pada perdagangan Rabu (10/8) pukul 18:19 WIB harga paladium melonjak 45,87 poin atau 6,61% menjadi US$739,75 per troy ounce (Rp312.111 per gram). Adapun emas gold spot meningkat 11,37 poin atau 0,85% menuju US$1.352,1 per troy ounce (Rp570.470 ) per gram.
Indeks dolar terpantau melemah 0,681 poin atau 0,71% menjadi 95,502. Mata uang AS ini sudah menurun dalam dua sesi perdagangan terakhir.
Jonathan Butler, precious metals strategist Mitsubishi Corp., menyampaikan harga paladium meningkat setelah penjualan mobil di China meningkat ke posisi 17 bulan tertinggi. Logam tersebut digunakan untuk mengurangi polusi pada kendaraan bermotor.
Dari segi makro, pelemahan dolar mendorong harga logam mulia. Sentimen ini terjadi setelah pasar menyangsikan kenaikan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat.
"Selain permintaan meningkat, sisi suplai juga mungkin berkurang di Rusia dan Afrika Selatan sebagai produsen terbesar. Bisa saja terjadi aksi profit taking, tapi setelah harga menembus US$700 membuat performa semakin meyakinkan," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/8/2016).
Berdasarkan data Bloomberg, kepemilikan emas turun tipis dalam dua sesi perdagangan terakhir menuju ke 2.035,1 ton pada Selasa (10/8). Adapun probabilitas kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun meluncur ke 44,9% dari ambang batas 50%, sehingga melemahkan nilai dolar.
Tom Kendall, Head of Precious Metals Strategy ICBC Standard Bank Plc., menuturkan selain emas, logam mulia lain seperti platina dan paladium berada dalam sentimen positif. Setelah jatuh ke posisi terendah dalam 5 tahun terakhir pada Januari lalu, harga kembali reli akibat prospek penundaan kenaikan suku bunga The Fed.
Impala Platinum Holdings Ltd., produsen platina kedua terbesar di dunia, memerkirakan stok platina dapat defisit dalam jangka panjang dan menengah akibat besarnya permintaan bahan baku emisi mobil yang ramah lingkungan. Tren investor yang melakukan aksi jual dalam beberapa bulan terakhir sudah mulai beralih menjadi membeli.