LOGAM MULIA: Emas Dalam Tekanan, Perak Konsisten Menguat

Bisnis.com, JAKARTA– Pergerakan harga emas terpantau melemah tipis pada perdagangan hari ini, Selasa (12/7/2016), di tengah reli bursa saham Asia serta penilaian para investor jika laporan peningkatan data tenaga kerja AS baru-baru ini telah mendorong prospek penaikan tingkat suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve).   

Harga emas Comex kontrak Agustus hari ini dibuka turun tipis 0,02% atau 0,30 poin ke US$1.356,30 per ounce dan melemah 0,04% atau 0,60 poin ke US$1.356 per ounce pada pukul 13.53 WIB.

Seperti dilansir Reuters, bursa saham Asia menyentuh level tertinggi dalam dua setengah bulan pada perdagangan hari ini, sehari setelah bursa Wall Street menguat ke level tertinggi akibat membaiknya data AS serta ekspektasi penambahan stimulus dari para pembuat kebijakan di seluruh dunia.

Menurut Kepala Riset Wing Fung Financial Group Mark To, harga emas berada di bawah tekanan setelah data nonfarm payroll AS untuk Juni menunjukkan hasil yang lebih kuat dari prediksi pasar.

“Namun, seharusnya tidak terdapat banyak tekanan setelah penurunan mengingat the Fed tidak akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat,” tambahnya.

Ketua Federal Reserve wilayah Kansas Esther George kemarin menyatakan bahwa tingkat suku bunga AS saat ini terlalu rendah dan mengisyaratkan bahwa ia siap mendorong kemungkinan penaikan tingkat suku bunga dalam rapat The Fed selanjutnya.  

Di sisi lain, Citigroup dalam risetnya berpendapat bahwa kombinasi pelemahan dolar AS beserta kembalinya permintaan di Asia seharusnya dapat mendukung harga emas pada paruh kedua 2016.  

Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,22% atau 0,216 poin ke 96,355 pada pukul 13.54 WIB.

Berbanding terbalik dengan emas, pergerakan harga perak kontrak September menguat 0,69% atau 0,141 poin ke US$20,445 per ounce, setelah dibuka naik 0,30% di posisi 20,365.

Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):

Sumber: Bloomberg