Bisnis.com, JAKARTA- Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Selasa (8/3/2016) rupiah dibuka melemah 45 poin atau 0,34% ke Rp13.130/US$.
Pada pk. 08.01 WIB, rupiah melemah 23 poin atau 0,18% ke Rp13.108.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (7/3/2016) rupiah ditutup menguat 47 poin atau 0,36% ke Rp13.085/US$.
Dalam pergerakannya kemarin, rupiah sempat bergerak di livel 12.900.
Reliance Securities mengemukakan nilai tukar rupiah berhasil kembali menguat mendekati level Rp13.000 disaat harga minyak rebound.
Pada perdagangan Senin (7/3/2016), harnya minyak WTI kontrak April 2016 menguat 5,51% ke US$37,9/barel. Brent naik 5,48% ke US$40,89/barel.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,57% atau 75 poin ke level Rp13.160 per dolar AS.
Rupiah melemah 59 poin atau 0,45% ke Rp13.144/US$
Rupiah diperdagangkan di Rp13.120 per dolar AS di akhir sesi I perdagangan saham, melemah 35 poin atau 0,27%.
Harga minyak mentah siang ini anjlok, setelah rilis data ekspor China menunukkan angka yang tertekan.
Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk kontrak April 2016 pk. 10.25 WIB anjlok 1,21% ke US$37,44 per barel.
Patokan Eropa melemag 1,25% ke US$40,33/barel.
Seperti diketahui sinyal perlambatan ekonomi China semakin kuat setelah kinerja ekspor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut anjlok pada Februari 2016.
Biro Statistik China menyatakan ekspor China jatuh 25,4% year on year pada Februari. Nilai ekspor China semakin anjlok setelah merosot 11,2% pada Januari dan kini telah merosot 12 bulan beruntun.
Kinerja impor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut juga tersurvei turun 13,8% pada Februari, menipis dari penurunan 18,8% pada Januari. Adapun surplus neraca perdagangan China turun dari US$63,29 miliar pada Januari menjadi US$32,59 miliar pada Februari.
Nilai ekspor yang jatuh pada Februari memperkuat sinyal perlambatan ekonomi di China beberapa hari setelah pemerintah China menetapkan target pertumbuhan 6,5%—7% dalam 5 tahun ke depan.
"Ekspor terhantam lagi pada Februari, menunjukkan perlambatan permintaan global. Harapan rebound global pasti terkikis setelah data seperti ini," kata Frederic Neumann dari HSBC Holdings di Hong Kong kepada Bloomberg.
Indeks bursa di Asia merosot semakin tajam setelah rilis data neraca perdagangan China. Nikkei 225 telah tertekan 1,63%, Hang Seng turun 1,1%, sedangkan indeks Shanghai jatuh 2,53%.
Sinyal perlambatan ekonomi China semakin kuat setelah kinerja ekspor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut anjlok pada Februari.
Biro Statistik China menyatakan ekspor China jatuh 25,4% year on year pada Februari. Nilai ekspor China semakin anjlok setelah merosot 11,2% pada Januari dan kini telah merosot 12 bulan beruntun.
Kinerja impor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut juga tersurvei turun 13,8% pada Februari, menipis dari penurunan 18,8% pada Januari. Adapun surplus neraca perdagangan China turun dari US$63,29 miliar pada Januari menjadi US$32,59 miliar pada Februari.
Nilai ekspor yang jatuh pada Februari memperkuat sinyal perlambatan ekonomi di China beberapa hari setelah pemerintah China menetapkan target pertumbuhan 6,5%—7% dalam 5 tahun ke depan.
"Ekspor terhantam lagi pada Februari, menunjukkan perlambatan permintaan global. Harapan rebound global pasti terkikis setelah data seperti ini," kata Frederic Neumann dari HSBC Holdings di Hong Kong kepada Bloomberg.
Indeks bursa di Asia merosot semakin tajam setelah rilis data neraca perdagangan China. Nikkei 225 telah tertekan 1,63%, Hang Seng turun 1,1%, sedangkan indeks Shanghai jatuh 2,53%.
Rupiah melemah 58 poin atau 0,45% ke Rp13.143/US$.
Rupiah melemah di saat harga minyak anjlok siang ini.
WTI melemah 1,35% ke US$37,39/barel.
“Laju rupiah mampu bertahan di area positifnya seiring penguatan sejumlah mata uang regional. Dengan asumsi potensi penguatan masih ada maka laju rupiah pun dapat bertahan positif. Tetapi, jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka waspadai potensi pembalikan arah melemah,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (8/3/2016).
Kurrs Asia Tenggara kompak melemah.
Dolar Singapura (-0,37%), peso Filipina (-0,17%), ringgit Malaysia (-0,24%), baht Thailand (-0,09%), dan rupiah melemah 0,46% atau 60 poin ke Rp13.145.
Rupiah masih tertekan saat bursa saham dibuka, diperdagangkan melemah 0,5% atau 66 poin ke Rp13.151 per dolar AS.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Selasa (8/3/2016) rupiah dibuka melemah 45 poin atau 0,34% ke Rp13.130/US$.
Pada pk. 08.01 WIB, rupiah melemah 23 poin atau 0,18% ke Rp13.108.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (8/3/2016) menguat.
“Hari ini rupiah bisa melanjutkan penguatannya melihat sentimen kenaikan harga minyak serta penurunan indeks dolar. Kenaikan cadangan devisa juga menambah sentimen positif,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (8/3/2016).
Rupiah melanjutkan penguatannya, seiring dengan terus membaiknya prospek harga komoditas.
Rupiah menguat hingga Senin sore, walaupun tidak seluruh kurs di Asia menguat terhadap dolar.
“Ruang penguatan rupiah terbuka ke depan jika prospek pertumbuhan bisa terjaga, dan BI tetap dalam rencananya untuk menyediakan likuiditas rupiah,” kata Rangga.
Dikemukakan harga minyak mentah kembali naik hingga dini hari tadi, menyusul rencana para produsen minyak di Amerika Selatan untuk bertemu dan membicarakan mengenai strategi terkait harga minyak mentah yang masih rendah.
Hal itu mampu untuk memberikan dorongan bagi minyak Brent untuk naik 5,4%.
Di saat yang sama dolar melemah sementara imbal hasil US Treasury justru naik. Harga minyak yang naik biasanya memicu ekspektasi inflasi lebih tinggi.
“Pagi ini ditunggu angka neraca perdagangan Tiongkok yang diperkirakan menipis surplusnya,” kata Rangga.
NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (8/3/2016) bergerak di support 13.237 serta resisten 13.085.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan tidak seperti indeks harga saham gabungan yang kehabisan daya dorongnya, laju rupiah mampu kembali mengalami kenaikan.
“Seiring masih menguatnya sejumlah laju mata uang regional terhadap dolar AS,” kata Reza dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (8/3/2016).
Belum jelasnya sentimen dari kenaikan suku bunga Fed Rate, ujarnya, memberikan tekanan pada laju dolar AS.
Sehingga dapat dimanfaatkan mata uang lainnya untuk menguat, a.l euro, poundsterling, dolar Australia, yen, dan yuan.
“Tentu saja kondisi ini memberikan sentimen positif pada laju rupiah,” kata Reza.
Dikemukakan laju rupiah mampu bertahan di area positifnya, seiring penguatan sejumlah mata uang regional.
“Dengan asumsi potensi penguatan masih ada maka laju rupiah pun dapat bertahan positif. Tetapi, jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka waspadai potensi pembalikan arah melemah. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” kata Reza.
Indeks dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Senin (7/3/2016) atau Selasa pagi melemah.
Merupakan pelemahan indeks di hari keempat, atau sejak perdagangan Rabu (2/3/2016).
Indeks dolar AS melemah 0,28% ke level 97,071.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan harga minyak mentah kembali naik hingga dini hari tadi, menyusul rencana para produsen minyak di Amerika Selatan untuk bertemu dan membicarakan mengenai strategi terkait harga minyak mentah yang masih rendah.
Hal itu mampu untuk memberikan dorongan bagi minyak Brent untuk naik 5,4%.
“Di saat yang sama dolar melemah sementara imbal hasil US Treasury justru naik. Harga minyak yang naik biasanya memicu ekspektasi inflasi lebih tinggi,” kata Rangga.