Bisnis.com, JAKARTA - Indeks emerging markets merosot pada hari perdagangan Selasa (26/1/2016) terseret anjloknya indeks bursa saham China.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 0,9% ke titik terendah 13 bulan di level 709,59 di New York, memperdalam pelemahan 2016 menjadi 11%.
Penekan utama indeks bursa negara berkembang tersebut adalah indeks gabungan Shanghai. Indeks Shanghai jatuh 6,42% setelah rilis data yang menunjukkan capital outflow dari Negeri Tiongkok mencapai US$1 triliun sepanjang 2015.
Ben Rozin dari Manning & Napier di New York kepada Bloomberg mengatakan penurunan tajam di Shanghai mengembalikan sentimen risk-off di pasar saham.
Dia menyatakan memilih berdagang saham di bursa India dan Indonesia dibandingkan bursa lain di tengah gejolak pasar finansial yang telah berlangsung sejak pergantian tahun.
“China adalah pusat perhatian dan kelesuan harga komoditas sangat mengemuka dalam dua pekan terakhir,” kata Rozin.
Di pasar valas, won melemah 0,8% di pasar spot setelah rilis data produk domestik bruto Korea Selatan. Ekonomi Korsel hanya tumbuh 0,6% q to q pada kuartal IV/2015, melambat dari pertumbuhan 1,3% pada kuartal sebelumnya.
Rubel terapresiasi hingga 2,2% setelah dibuka melemah. Penguatan mata uang Rusia tersebut seiring dengan rebound harga minyak yang dipicu oleh kabar pembicaraan pemangkasan produksi bersama antara Rusia dan negara-negara OPEC.