Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO anjlok pada awal perdagangan Selasa (9/6/2015) setelah berita standar campuran biodisel baru Malaysia berisiko tinggi terhadap mesin kendaraan bermotor.
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka anjlok 1,46% ke harga 2.299 ringgit atau Rp8,18 juta per ton.
Harga komoditas tersebut terus bergerak di zona merah dan diperdagangkan turun 1,24% ke 2.304 ringgit atau Rp8,21 juta per ton pada pukul 09.59 WIB.
CEO BMW Group Malaysia, Alan Harris, mengungkapkan risiko kerusakan pada mesin yang menggunakan biodisel jenis B10 yang mulai digunakan pada Oktober 2015.
Pemerintah Malaysia berencana meningkatkan kandungan methyl ester berbasis CPO dalam biodisel menjadi 10% (B10) dari sebelumnya 7% (B7).
Harris, dalam pernyataan pers yang dikutip Bloomberg, mengatakan penelitian di seluruh dunia menunjukkan penggunaan B10 membuat minyak pelumas mengental hingga berisiko menyebabkan kerusakan mesin parah sekaligus menambah tingkat emisi.
Sentimen lain yang berpengaruh pada pergerakan harga CPO adalah apresiasi ringgit yang menguat 0,31% pada pukul 10.22 setelah kemarin anjlok dan pelemahan harga minyak kedelai sebesar 0,12% ke US$34,06/pound.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Agustus 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Perubahan |
9/6/2015 (09.59 WIB) | 2.304 | -1,24% |
8/6/2015 | 2.333 | -0,34% |
5/6/2015 | 2.304 | -0,65% |
4/6/2015 | 2.319 | +1,09% |
3/6/2015 | 2.301 | -0,60% |
Sumber: Bloomberg