Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO di Bursa Malaysia terkoreksi setelah berfluktuasi tajam pada Senin (8/4/2015).
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, turun 0,34% ke 2.333 ringgit atau sekitar Rp8,27 juta per ton menjelang penutupan.
CPO pagi tadi dibuka naik 0,90% ke 2.362 ringgit per ton kemudian berfluktuasi antara harga terendah turun 0,56% ke 2.328 ringgit per ton dan harga tertinggi menguat di 2,362 ringgit per ton.
Pergerakan harga CPO hari ini terombang-ambing antara dorongan dari depresiasi tajam ringgit dan pelemahan harga komoditas terkait lain.
Ringgit hari ini anjlok 1,43% di pasar spot. Pelemahan ringgit memberikan sentimen positif karena berpotensi mendorong ekspor sawit dari Malaysia.
Namun, CPO juga mendapatkan tekanan dari pergerakan komoditas terkait. Minyak bumi jenis brent turun 0,43% ke US$63,04/barel, sedangkan harga minyak kedelai jatuh 0,98% ke US$34,44/pound.
Sementara itu, Bloomberg hari ini melaporkan pemerintah Indonesia mempertimbangkan pungutan baru terhadap 13 produk turunan kelapa sawit dengan tarif US$20—US$50 per ton.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menetapkan pungutan US$50 per ton untuk ekspor CPO yang akan dialokasikan untuk riset dan pengembangan kelapa sawit.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Agustus 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
8/6/2015 (16.59 WIB) | 2.333 | -0,34% |
5/6/2015 | 2.341 | +0,95% |
4/6/2015 | 2.319 | +1,09% |
3/6/2015 | 2.296 | -0,82% |
2/6/2015 | 2.315 | +0,92% |
Sumber: Bloomberg