Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi IHSG : Net Sell Berlanjut, Dipicu Pajak Tambahan Bea Materai

Indeks harga saham gabungan Rabu (25/3/2015) diprediksi masih diwaranai aksi jual asing.

Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan Rabu (25/3/2015) diprediksi masih diwaranai aksi jual asing.

Rencana pemerintah yang akan mengenakan tarif ad valorem untuk bea materai surat-surat berharga termasuk saham dinilai sebagai faktor larinya pemodal asing sepanjang Maret ini.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini menguat 0,19% ke angka 5.447,65 setelah sempat turun tipis 0,05% ke level 5.434,46. Indeks dibuka naik 0,06% ke level 5.440,59 dengan level tertinggi di 5.457,95 atau naik 0,38%.

Rekapitulasi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan investor asing mencatatkan volume penjualan bersih sekitar 327,77 juta lembar saham dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp953,36 miliar.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan pergerakan IHSG Rabu (25/3) masih akan diwarnai aksi net sell asing. Menurutnya, aski jual bersih asing masih akan terus terjadi lantaran masih ada sentimen negatif yang menghantui.

Kalau dilihat, rupiah sudah mulai menguat, kondisi perekonomian juga bagus, regional bagus dan dow jones juga terus membaik. Tapi, pemodal asing masih aksi jual terus, satu-satunya sentimen tersisa ya rencana tambahan pajak itu,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Selasa (24/3).

Rencana kebjakan yang dimaksud adalah rencana Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan menggunakan tarif ad valorem untuk bea materai surat-surat berharga termasuk saham. Tarif ad valorem ini adalah pajak yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang.

Ke depan DJP Kemenkeu berencana menggunakan tarif ad valorem untuk dokumen-dokumen diantaranya pengalihan properti, saham, dan surat-surat berharga lain.

Misalnya saja dengan persentase 1%, akan dikenakan 1% jual dan 1% beli, jadi 2%, dalam transaksi jangka pendek itu besar sekali nilainya. Maka itu, sejak rencana ini mengemuka, pemodal asing terlihat lebih memilih wait and see atau keluar,” tambahnya.

Dia memandang, rencana pemerintah itu kurang bersahabat. Likuiditas di pasar saham akan berkurang jauh dan sekuritas kecil akan terganggu. Selain itu, pengangguran juga akan bertambah lantaran tidak sedikit pemodal asing yang menjadikan investasi saham sebagai tempat mencari nafkah.

Pada sisi lain, net sell asing pada perdagangan kemarin yang tercatat hingga Rp953,4 miliar, separuhnya berada di saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Ada kemungkinan karena kenaikan harga sahamnya tinggi investor memutuskan trading saja, atau ada agenda apa, saya tidak tahu pasti. Selama 30 menit pertama perdagangan, hampir seluruh net sell itu saham MIKA.”

 Dia memperkirakan, IHSG pada hari ini bergerak di level suppor 5.410 dan level resisten 5.465. “Kemungkinan besok kembali normal, peluang di zona hijau, tapi dengan net sell,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper