Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bioskop Blitzmegaplex Segera Hadir di Bogor dan Bandung

PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ), pengelola bioskop Blitzmegaplex, segera membangun dua bioskop baru, masing-masing satu di Bandung dan Bogor.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ), pengelola bioskop Blitzmegaplex, segera membangun dua bioskop baru, masing-masing satu di Bandung dan Bogor.

Hal itu terungkap dalam Laporan Tahunan 2013 seperti dikutip, Selasa (17/6/2014). Pada 6 Februari 2014, perseroan mengadakan MoU dengan CV Karya Pembangunan Utama dan PT Bina Bintang Priagan untuk menyewa ruangan di Plaza BEC (Bandung Electronic Center).

Selanjutnya pada 2 April 2014, perseroan juga telah mengadakan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Yasmin Bersaudara untuk menyewa ruangan di Grand Yasmin Square, Bogor.

Berdasarkan dua MoU itu, sewa keduanya berlaku selama 180 bulan (15 tahun) sejak tanggal dimulainya sewa, dengan opsi perpanjangan masa sewa untuk 60 bulan (5 tahun) berikutnya.

“Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian disetujui untuk diterbitkan, perjanjian sewa masih dalam proses penyelesaian, sewa dan konstruksi bioskop perusahaan belum dimulai,” tulis laporan keuangan seperti dikutip, Selasa (17/6/2014).

Saat ini, Graha Layar Prima sedang membangun dua lokasi baru, masing-masing di Mikko Mall, Bandung dan di J-Walk, Yogyakarta.

Untuk yang di Bandung ditargetkan akan dibuka pada kuartal III/2014, sementara untuk yang di Yogyakarta akan dibuka pada kuartal IV/2014.  

Perseroan berencana membangun bioskop di berbagai lokasi baru pada tahun depan, karena masih banyak wilayah di Indonesia yang belum terjangkau oleh industri bioskop dan juga bagi pertumbuhan berkelanjutan perseroan.

Untuk diketahui, di seluruh Indonesia, hanya Grup 21 dan perseroan yang memiliki pengalaman langsung dalam mengoperasikan jaringan bioskop di Indonesia.

Dengan hanya 2,9 layar film per juta orang, industri bioskop di Indonesia masih belum banyak digarap dibandingkan dengan Thailand yang sudah 10,4 layar per juta orang dan Malaysia yang sudah 21,6 layar per juta orang.

Masih ada 70% dari konsumen yang belum datang ke bioskop untuk menonton film, karena hanya 47 dari 497 kota di Indonesia yang memiliki bioskop (berdasarkan riset tahunan Screen Digest, November 2012, diolah perseroan).

Untuk dapat meningkatkan dari 2,9 layar per juta orang menjadi 6,8 layar per juta orang (untuk memperoleh tingkat yang sama dengan di China), maka Indonesia dinilai perlu menambahkan sekitar 1.000 layar tambahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper