Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, Dana Kelolaan Reksa Dana Ditargetkan Rp1.000 Triliun

Peluang pertumbuhan reksa dana masih terbuka lebar seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan dominasi penduduk usia produktif di Indonesia. Pada 2017, dana kelolaan reksa dana ditargetkan bisa mencapai Rp1.000 triliun.
Indonesia juga diuntungkan dengan demografi yang didominasi penduduk usia muda dan produktif. /bisnis.com
Indonesia juga diuntungkan dengan demografi yang didominasi penduduk usia muda dan produktif. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Peluang pertumbuhan reksa dana masih terbuka lebar seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan dominasi penduduk usia produktif di Indonesia. Pada 2017, dana kelolaan reksa dana ditargetkan bisa mencapai Rp1.000 triliun.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny Thaher mengatakan investasi di reksa dana sebenarnya lebih menyasar kelas menengah karena modal yang diperlukan tidak sebesar seperti investasi di saham.  

“Reksa dana itu bukan untuk orang kaya, tapi untuk kelas menengah. Segmen kelas menengah di Indonesia itu sekitar 45 juta orang,” ujarnya saat memberikan paparan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/3/2014).

Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan demografi yang didominasi penduduk usia muda dan produktif. Peluang pertumbuhan reksa dana juga didukung adanya jalur distribusi penjualan, yang saat ini masih 95% lewat perbankan.

“Untuk memperbanyak investor ritel, mungkin nanti distribusi bisa lewat asuransi, financial advisor, independent distributor. Harusnya distribusi reksa dana itu gampang, mudah, dan bisa diakses di mana-mana seperti halnya barang-barang konsumsi lainnya,” ujarnya.

Berdasarkan catatan APRDI, jumlah investor reksa dana saat ini masih sekitar 180.000 orang, dengan dana kelolaan Rp205 triliun. APRDI menargetkan pada 2017, jumlah investor bisa menembus 5 juta orang dengan dana kelolaan hingga Rp1.000 triliun.

“Sekarang reksa dana Rp205 triliun, investornya 180.000 orang, sehingga rata-rata dana satu investor itu Rp1,3—Rp1,4 miliar. Artinya reksa dana sekarang belum ritel. Agen masih melihat di nasabah-nasabah premium ke atas,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mencapai target investor itu, mau tidak mau penjualan harus lebih ritel dan sistem transaksinya harus lebih mudah.

“Harusnya reksa dana ini adalah untuk orang-orang yang baru punya investasi Rp500.000, Rp1 juta—Rp2 juta per bulan yang lagi mempersiapkan kebutuhan pensiunnya, untuk anak sekolah, untuk kebutuhan jangka panjanglah,” ujarnya.

Denny juga menegaskan reksa dana sangat berbeda dengan saham. Reksa dana diperuntukkan bagi orang yang punya tiga kriteria, yaitu yang tidak punya cukup dana untuk beli saham, tidak punya banyak waktu untuk mengelola saham, dan yang tidak punya pengetahuan.

“Dengan reksa dana, kita bisa mulai dengan dana Rp100.000—Rp200.000, yang di dalamnya bisa jadi sudah ada saham Astranya, Wika, Jasa Marga, dan sebagainya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper