Bisnis.com, NEW YORK—Perusahaan-perusahaan di pasar negara berkembang telah meredup dari jajaran perusahaan dengan saham terbesar di dunia.
Untuk pertama kalinya sejak 2005 hanya satu perusahaan negara berkembang yakni PetroChina Co. yang menjadi salah satu dalam jajaran top 20 berdasarkan nilai di pasar. Hal ini akibat investor ekuitas menarik keluar uangnya dari negara berkembang.
Posisi produsen minyak yang dikendalikan oleh negara ini jatuh ke posisi 14 dari posisi keempat tahun lalu, sedangkan Industrial & Commercial Bank of China Ltd. merosot ke posisi 22 setelah kehilangan US$38 miliar ekuitasnya. Samsung Electronics Co. perusahaan terbesar Korea Selatan turun 11 tingkat ke posisi 27.
Kurang dari 2 bulan hingga 2014, investor telah menarik lebih dari US$10 miliar dari bursa perdagangan pendanaan di pasar negara berkembang, atau melebihi US$8,8 miliar arus keluar pada tahun lalu.
Pertumbuhan keuntungan di negara-negara berkembang daripada negara maju telah menyempit ke level terkecil dalam 11 tahun, di waktu yang sama pembuat kebijakan dari Turki hingga India telah menaikan suku bunga untuk membendung kerugian mata uang.
Akibat hal tersebut, uang mengalir ke perusahaan-perusahaan AS dan Eropa yang didukung dengan pemulihan di negara mereka sehingga menghasilkan keuntungan ekuitas yang lebih tinggi dari rekan-rekan di pasar negara berkembang.
“Terdapat lebih banyak sisi penurunan untuk pasar negara berkembang. Bisakah mereka menghadapi persaingan dengan perusahaan kelas dunia dari AS, Jepang dan Eropa? Saya tidak yakin karena mereka berada pada tingkat mikro,” kata Joseph Quinlan, Kepala Strategi Pasar Bank of America Corp. Selasa (25/2/2014).