Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alam Karya Unggul (AKKU) Kaji Akuisisi Tambang dan Garap Smelter

Setelah mengubah bisnis inti ke industri tambang, PT Alam Karya Unggul Tbk. (AKKU) mengkaji akuisisi tambang dan berencana ikut menggarap fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter)
 Smelter/Bisnis
Smelter/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengubah bisnis inti ke industri tambang, PT Alam Karya Unggul Tbk. (AKKU) mengkaji akuisisi tambang dan berencana ikut menggarap fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Direktur Utama Alam Karya Unggul Bambang Adhi Pratomo mengatakan perseroan tengah mencari tambang-tambang mana yang menguntungkan bagi perseroan.

“Sekarang kami menyewakan alat berat dan terus mencari bisnis-bisnis tambang. Smelter yang lagi heboh sekarang ini juga, kami mencari langkah apa yang bisa kami lakukan,” ujarnya ketika ditemui seusai RUPS LB, Senin (13/1/2014).

Seperti diketahui pada 10 Juni 2013, Alam Karya Unggul resmi mengubah bisnis inti dari produsen kemasan botol plastik, menjadi bisnis pertambangan dengan mengakuisisi PT Borneo Mining Kontraktor (BMK) senilai total Rp15,1 miliar.

Borneo Mining adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan, perdagangan, jasa sewa-menyewa, dan perawatan yang berbasis di Samarinda, Kalimantan Timur. Borneo Mining sudah beroperasi menyewakan alat-alat berat kepada perusahaan tambang.

Selain mengakuisisi Borneo Mining, perseroan juga telah mendivestasikan anak usaha yang berbasis di Kota Tangerang, yakni PT Aneka Plastindo Yutama (APY) kepada PT Asia Prima Packaging (APP) senilai Rp8,4 miliar.

Selanjutnya, perseroan telah mendirikan dua anak usaha pada 24 Juli 2013 untuk mencari peluang perdagangan dan investasi di bidang pertambangan umum dan jasa pertambangan, yakni PT Eka Swastika Sedaya dan PT Swastika Muliajaya.

Saat ini, saham perseroan masih dalam keadaan suspensi sejak 8 April 2013. Perseroan terus berusaha meningkatkan struktur permodalan dengan menerbitkan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), yang telah disetujui dalam RUPS LB pada 22 Oktober 2013.

Sebelumnya, perseroan bergerak di bidang industri kemasan plastik berupa gelas minum plastik dan botol gallon. Namun, meningkatnya harga produksi dan menurunnya permintaan produk membuat pendapatan perseroan terus turun sejak 2007.

Kini perubahan bisnis inti terbukti mendongkrak kinerja perseroan. Per 30 September 2013, perseroan membukukan pendapatan Rp2,7 miliar, naik 126% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,2 miliar.

Perseroan juga berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp449,58 juta, membalikkan keadaan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp1,5 miliar.  

Pada Senin (13/1/2014), perseroan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) dengan agenda tunggal perubahan susunan direksi.

RUPS LB mengangkat Imam Suryadi sebagai Direktur Tidak Terafiliasi menggantikan Steven Tirtawidjaja yang telah diberhentikan dengan hormat.

Dengan demikian, susunan direksi saat ini hanya terdiri dari dua orang, yakni Direktur Utama Bambang Adhi Pratomo dan Direktur Tidak Terafiliasi Imam Suryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper