Bisnis.com, JAKARTA – Pasar obligasi melanjutkan rally setelah pengumuman inflasi Agustus 2013 sebesar 1,12%. Harga obligasi pemerintah acuan bertenor 10 tahun naik 16 basis poin menjadi 82,8818% pada penutupan perdagangan, Senin (2/9/2013).
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), imbal hasil surat utang berseri FR0063 tersebut turun tipis 3 basis poin menjadi 8,21% jika dibandingkan dengan capaian pada hari sebelumnya sebesar 8,24%.
Amir Dalimunthe, Debt Research Analyst PT Danareksa Sekuritas, menuturkan investor merespon positif pengumuman inflasi karena memang lebih rendah dari ekspektasi pemerintah maupun Bank Indonesia.
“Namun, investor juga masih melihat-lihat perkembangan kondisinya,” ujarnya, Senin (2/9/2013).
Dia menuturkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih menjadi variabel utama yang dapat mempengaruhi pergerakan imbal hasil surat utang negara di pasar skunder.
Nilai tukar rupiah kembali terpuruk terhadap dolar AS dan hampir menyentuh level Rp11.400 per dolar AS pada sore hari ini.
Berdasarkan data kurs valas Bloomberg, rupiah anjlok 1,67% ke level Rp11.371 per dolar AS pada pukul 15.48 WIB. Sementara itu, Bank Indonesia mematok kurs tengah pada level Rp10.922 per dolar AS.
“Melebarnya defisit neraca perdagangan juga masih menjadi variabel yang harus diperhitungkan,” katanya.
Badan Pusat Statistik baru saja mengumumkan defisit neraca perdagangan mencapai per Juli 2013 tercatat US$2,31 miliar dan secara kumulatif mencapai US$5,65 miliar, atau yang tertinggi sepanjang sejarah.
Kendati pasar obligasi mulai rebound dan secara teknikal tingkat volatilitas mulai menurun, dia memproyeksikan pergerakan imbal hasil obligasi masih sulit untuk kembali ke posisi pada awal tahun.
“Pasar tinggal melihat kondisi makro ke depannya untuk transisi menuju equlibrium [titik keseimbangan] baru,” ujarnya.
Sebelumnya, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, memerkirakan imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun diproyeksikan mencapai 8,6% hingga akhir tahun ini.
Di sisi lain, pemerintah akan kembali melelang 4 seri sukuk pada esok hari, Selasa (3/9), yakni seri PBS001 (reopening), PBS004 (reopening), PBS005 (reopening), dan seri SPN-S 04032014 (new issuance), dengan target indikatif Rp1,5 triliun.