Bisnis.com, JAKARTA— Mata uang rupiah Indonesia dan rupee India memimpin penurunan mata uang Asia pekan ini sebagai akibat dari penarikan dana asing di tengah spekulasi pemberian stimulus Amerika Serika (AS).
Nilai tukar rupiah anjlok terdalam sejak 2008 setelah The Federal Reserve merilis risalah pertemuan kebijakan Rabu (21/8/2013).
Seperti dikutip dari Bloomberg, Thailand yang memasuki resesi di kuartal II dan surplus transaksi berjalan (current account) Malaysia menyusut 70%, mendorong mata uang baht dan ringgit melemah terdalam sejak 2010.
“Dana yang mengalir ke luar dari emerging market membebani mata uang regional,” kata Chief Executive Officer FPG Securities Co Koji Fukaya di Tokyo, Jepang, Sabtu (24/8/2013).
Mata uang rupiah turun 3,7% pekan ini menjadi Rp10.780 per dolar AS.
Rupee melemah 2,6% menjadi 63,33 per dollar AS, baht turun 2,1% menjadi 31,93 per dollar AS, dan ringgit melemah 0,7% menjadi 3,3005 per dollar AS. (ltc)