Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan ternyata belum mampu mendorong rally di pasar obligasi. Sentimen negatif global memaksa imbal hasil obligasi pemerintah acuan kembali naik.
Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) memperlihatkan yield obligasi pemerintah acuan bertenor 10 tahun FR0063 naik 23 basis poin menjadi 8,13% pada penutupan perdagangan, Jumat (16/8/2013).
Sementara itu, imbal hasil surat utang negara acuan bertenor panjang 20 tahun melonjak 1 8 basis poin menjadi 8,50% dibandingkan dengan pencapaian pada hari sebelumnya yakni di level 8,32%.
I Made Adi Saputra, Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities, menuturkan kenaikan yield pada penutupan perdagangan, Jumat (16/8), dipicu kekhawatiran the Fed akan mengurangi stimulus moneternya.
“Sebenarnya sentimen domestik sudah baik. Sekarang memang lebih dipengaruhi rencana the Fed tersebut,” paparnya, Jumat (16/8).
Dia menuturkan dengan keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan dan ditambah lagi dengan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi yang baik, seharusnya yield dapat bergerak stabil.
Destry Damayanti, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), menuturkan selama sepekan ini, imbal hasil obligasi pemerintah acuan bertenor 10 tahun melonjak 56,1 basis poin.
Adapun, hingga 13 Agustus 2013, jumlah kepemilikan asing di surat utang negara mencapai Rp287,8 triliun dengan foreign inflow mencapai Rp2 triliun month to date.