Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS: Tertekan oleh Isu The Fed Kurangi Beli Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Saham AS menurun ditandai dengan Standard & Poor 500 (SPX) menuju penurunan pertama dalam tiga hari sejak  12 Juni di tengah spekulasi investor bahwa Federal Reserve akan mengurangi pembelian obligasi karena ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA – Saham AS menurun ditandai dengan Standard & Poor 500 (SPX) menuju penurunan pertama dalam tiga hari sejak  12 Juni di tengah spekulasi investor bahwa Federal Reserve akan mengurangi pembelian obligasi karena ekonomi menguat.

Bank of America Corp turun 0,8%  setelah Departemen Kehakiman kemarin menuduh perusahaan dalam gugatan investor menyesatkan. Walt Disney Co turun 1,4%  setelah laba kuartalan terhenti pada pendapatan yang lebih rendah dari film dan pendapatan lemah di jaringan ABC-nya.

Time Warner Inc naik 0,6%  setelah pendapatan iklan yang lebih tinggi mendorong keuntungan melebihi perkiraan analis.

The S & P 500 turun 0,3%  menjadi 1,691.88 pada 03:10 PM di New York. Indeks acuan telah jatuh 1%  minggu ini setelah pada 2 Agustus rekor Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 47,62 poin, atau 0,3% ke 15,471.12 hari ini. Perdagangan saham di S & P 500 saham  4,9% di bawah rata-rata bulaan  pada saat ini.

“Kami hanya akan melalui periode konsolidasi," kata Terry Sandven, Kepala Strategi Ekuitas di AS Wealth Management Bank di Minneapolis. Perusahaannya mengelola aset US$112 miliar.

"Prospek kami masih seperti  pasar ekuitas yang luas, tapi dalam waktu dekat ini kita mungkin dalam pola trading range sampai kita mendapatkan kejelasan mengenai apa yang terjadi dengan pelonggaran kuantitatif."

The S & P 500 merosot paling dalam selama enam minggu kemarin karena data perdagangan dan komentar dari seorang pejabat Fed memicu kekhawatiran bank sentral dapat mengurangi stimulus tahun ini.

 

Fed Bank of Chicago Charles Evans Presiden mengatakan ia tidak akan mengesampingkan keputusan yang akan mulai meruncing pada  September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper