BISNIS.COM, JAKARTA—Harga saham emerging market anjlok ke level terendah dalam 11 bulan, sementara sejumlah mata uang melemah dan biaya pinjaman naik setelah bank sentral AS berencana mengurangi stimulus moneter tahun ini. Sementara itu, tingkat bunga di bursa mata uang China melaju ke level tertinggi.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 1,5% menjadi 926,50 pada pukul 11:17 pagi waktu Hong Kong atau pukul 10:17 WIB. Saham Bank of China Ltd. dilaporkan turun 1,9%.
Sementara itu, ringgit Malaysia terdepresiasi 1,6%, atau yang terendah terhadap dolar AS sejak November 2011. Won Korea Selatan melemah 1,2%. Tingkat keuntungan pada obligasi Filipina yang akan jatuh tempo pada 2037, naik 0,5 basis poin menjadi 5,5%. Posisi tersebut merupakan level tertinggi dalam lima bulan.
Gubernur Bank Sentral AS, Ben S. Bernanke mengatakan kemarin pihaknya akan mulai mengurangi pembelian obligasi. Selain itu Bernanke akan menghentikan program itu pada pertengahan tahun depan jika risiko ekonomi AS berkurang.
Tingkat suku bunga di bursa mata uang China menguat ke level tertinggi dan sebuah laporan menyebutkan bahwa penurunan sektor produksi lebih cepat dari perkiraan bulan ini.
Dana yang ditanamkan di negara berkembang mengalir keluar sebanyak lebih dari US$19 miliar dalam tiga minggu hingga 12 Juni, atau yang terbesar sejak 2011, menurut laporan EPFR Global sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (20/6/2013).
“Para investor mengambil posisi menghindari risiko,” ujar Rico Gomez yang mengelola US$2,8 miliar pada Rizal Commercial Banking Corp. di Manila.