BISNIS.COM, JAKARTA--Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) ke depan diprediksikan sulit bergerak naik, karena permintaan masih lemah.
Ketua Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susanto mengakui jika ke depan harga minyak sawit sulit bergerak naik, karena permintaan masih lemah.
Di sisi lain, katanya, produksi minyak sawit di dalam negeri mulai bergerak naik yang justru akan membuat kenaikan harga komoditas itu semakin berat.
"Kelihatannya ke depan [kenaikan harga CPO] agak berat, karena permintaan masih lemah, sedangkan produksi mulai naik," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (21/5/2013).
Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) cenderung turun hingga level US$771 per ton untuk pengiriman Agustus 2013 turun 0,6%.
Susanto memaparkan harga CPO akan terbantu oleh momen jelang puasa dan Ramadhan, karena permintaan dari Timur Tengah akan meningkat. "Hanya saja menjelang hari raya [Idul Fitri] sehingga harga masih bisa bertahan."
Kendati akan ada kenaikan permintaan dari Timur Tengah, katanya, kenaikan harga tidak akan signifikan.
Susanto memprediksikan harga CPO masih bertahan pada kisaran US$775-US$800 per ton. "Iya permintaan akan naik khususnya di negara muslim termasuk Indonesia dan Malaysia."