BISNIS.COM, NEW YORK—Menurut analisis teknis oleh RJ O'Brien & Associates, nilai emas berjangka mungkin akan rebound menjadi US$1.500 per ounce pada Juni setelah mencapai "double bottom" Senin lalu.
Matthew Schilling, broker komoditas di RJ O'Brien, Chicago mengatakan harga akan naik 8,4% dari penetapan Senin lalu setelah menyentuh US$1.336,30, sebulan setelah merosot ke level terendah dalam 2 tahun di US$1.321,50 pada 16 April.
Adapun “double bottom” adalah pola grafik yang menunjukkan penurunan, rebound dan kemudian penurunan lain yang mendekati level rendah sebelumnya, tetapi biasanya menunjukkan dukungan penaikan.
"Ini menunjukkan bahwa harga emas mungkin siap untuk mendaki. Titik balik adalah bukti bahwa kita telah menemukan bagian bawah dari penurunan," tambah Schilling seperti dikutip di Bloomberg, Selasa (21/5/2013).
Pada 15 April, emas anjlok 9,3%, penurunan terbesar dalam 33 tahun.
Di sesi sebelumnya, harga merosot ke pasar bearish karena beberapa investor kehilangan kepercayaan dalam logam sebagai alat lindung nilai di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi, inflasi yang rendah dan kenaikan ekuitas.
Sebelumnya nilai emas untuk pengiriman Juni naik 1,4% untuk menetap pada US$1.384,10 di Comex, New York. Harga naik sebanyak 2,4% setelah merosot 2,1%.
Kepemilikan emas dalam exchange-traded products (ETPs) naik US$1,7 miliar dalam 10 menit setelah nilai kontrak emas reli.
Sementara itu, aset di SPDR Gold Trust, pemilik ETP terbesar, jatuh 0,7% menjadi 1.031,5 ton, memperpanjang penurunan ke level terendah sejak 2009. Nilai emas berjangka telah turun 17% pada 2013.
Adapun harga naik dalam 12 tahun sebelumnya.
Adapun dalam analisa teknis, investor dan analis mempelajari grafik pola perdagangan dan harga untuk memprediksi perubahan dalam keamanan, komoditas, mata uang atau indeks. (ra)