BISNIS.COM, JAKARTA—Kinerja PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) pada kuartal I tahun ini menurun dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Laba bersih DNET pada kuartal I 2013 turun sebanyak 53% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan beban pendapatan yang naik drastis.
Berdasarkan laporan kuartal I pihak DNET, laba bersih mereka turun dari Rp173,34 juta menjadi Rp82,13 juta. Pendapatan mereka naik kurtal I tahun ini naik 30% dari Rp1,8 miliar pada 2012 menjadi Rp2,4 miliar tahun ini. Namun karena beban pokok pendapatan mereka ikut naik, maka laba bersih mereka menurun dari tahun lalu.
Sebelumnya perusahaan penyedia jasa akses internet yang total asetnya hanya Rp16,82 miliar ini melepas 14 miliar saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD)seharga Rp500 senilai total Rp7 triliun, yang terbesar sepanjang tahun berjalan ini.
Rencananya dana HMETD Rp7 triliun itu akan disuntikkan ke tiga unit usaha afiliasi grup Salim, yakni pemilik jaringan restoran KFC PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), produsen Sari Roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan pemilik minimarket Indomaret PT Indomarco Prismatama.
Sebelumnya terdapat analisis yang menilai aksi korporasi itu kemungkinan tidak dilakukan sendiri, namun ada pihak yang memanfaatkan Dyviacom untuk memiliki 3 perusahaan lain.
Dengan kemungkinan adanya potensi backdoorlisting, atau masuk bursa tanpa menawarkan saham ke publik Indomarco yang sebelumnya perusahaan tertutup. (ra)