Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. menarik rencananya untuk membuka bagian perdagangan mata uang kripto karena regulasi perdagangan mata uang kripto yang masih belum jelas.
Dalam beberapa pekan belakangan, pimpinan Goldman menyimpulkan bahwa masih harus mengambil sejumlah langkah lagi, yang sebagian besar harus diambil di luar kontrol bank tersebut, sebelum bank tersebut diizinkan untuk memperdagangkan mata uang kripto.
“Pada titik ini, kami belum mencapai kesepakatan terkait dengan penawaran aset digital dari kami,” ujar juru bicara Goldman Sachs Michael DuVally, dilansir dari Reuters, Kamis (6/9/2018).
Sejumlah mata uang kripto merosot tajam dengan bitcoin anjlok hingga 6% dan menyentuh level terendah selama lima hari di posisi US$6.408 per bitcoin. Ethereum tercatat turun 9%, litecoin turun 7,1% dan ripple tergelincir 7,7%.
Pada Oktober tahun lalu, Chief Executive Officer (CEO) Goldman Lloydd Blankfein pernah berkicau di akun twitternya yang menyebutkan dirinya menantikan keputusan terkait dengan bitcoin. Blankenfein juga merupakan seseorang yang berpandangan skeptis ketika aset dolar AS saat ni bisa menggantikan posisi emas.
Kicauan Blankenfein menjadi kontra tajam dengan komentar yang diberikan oleh CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon, yang mengatakan bahwa bitcoin adalah “penipuan”.
Saingan Goldman, Morgan Stanley juga memberikan komentar terkait dengan perdagangan koin digital tersebut, dengan CEO-nya James Gorman mengatakan bahwa perdagangan mata uang tersebut tidak lebih dari iseng.
Mata uang virtual itu dapat digunakan untuk menggerakan uang di seluruh dunia dengan cepat dengan anonimitas tinggi, tanpa membutuhkan otoritas sentral, seperti bank atau pemerintah. Perusahaan pengelola dana yang memegang mata uang digital itu bisa menarik lebih banyak investor dan membuat harganya terus naik.
Harga bitcoin pada Desember 2017 sempat meroket ke US$16.000 per bitcoin. Sejumlah perusahaan kecil AS telah mengubah model bisnisnya untuk mengkapitalisasi teknologi blockchain, yang mendukung penggunaan mata uang kripto.
Saham perusahaan minuman Long Island Iced Tea Corp. melonjak lebih dari 300% pada akhir Desember tahun lalu setelah perusahaan tersebut melakukan rebranding dengan nama Long Blockchain Corp.
Namun, para pembuat kebijakan di seluruh dunia terus meningkatkan pengawasannya pada Initial Coin Offerings (ICO) dan bursa mata uang kripto.
Pada tahun lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS memperingatkan bahwa sejumlah koin yang diajukan dalam ICO akan dipertimbangkan sebagai sekuritas, yang berarti perdagangan mata uang itu harus mematuhi aturan hukum dan keamanan Federal AS.
“SEC akan mengumumkan keputusannya apakah mengizinkan atau tidak perdagangan dana di bursa [ETF] bitcoin pada akhir bulan ini,” ujar Ariston Tjendra, Kepala Bidang Riset dan Analis PT Monex Investindo kepada Bisnis, Kamis (6/9).
Ariston memprediksikan bitcoin masih akan bergerak mundur ke posisi US$5.600-an per bitcoin dalam jangka pendek. Untuk rentang support dan resistan bitcon berada pada kisaran US$5.600 – US$7.290 per bitcoin.