Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Hang Seng Hong Kong Reli Hari Kelima

Indeks saham acuan Hong Kong berhasil ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan hari kelima berturut-turut, Rabu (18/10/2017), meski hanya dengan kenaikan tipis.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan Hong Kong berhasil ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan hari kelima berturut-turut, Rabu (18/10/2017), meski hanya dengan kenaikan tipis.

Indeks Hang Seng ditutup naik 0,05% atau 14,27 poin di 28.711,76, setelah dibuka dengan pelemahan 0,21% atau 61,29 poin di posisi 28.636,20.

Sebanyak 18 saham menguat, 23 saham melemah, sedangkan 9 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.

Saham China Life Insurance Co. Ltd. yang menguat 2,27% memimpin penguatan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti Ping An Insurance Group Co. of China Ltd. (+1,93%) dan Cathay Pacific Airways Ltd. (+1,57%).

Dilansir Reuters, Kongres Partai Komunis yang dimulai hari ini dan akan berlangsung selama sepekan diperkirakan akan memperkuat kekuasaan Presiden Xi Jinping.

Xi Jinping memulai rangkaian agenda kongres dengan sebuah pidato yang mengatakan bahwa pasar akan diizinkan memainkan peran yang menentukan dalam mengalokasikan sumber daya.

Xi juga mengatakan China akan memperdalam reformasi ekonomi dan keuangan serta selanjutnya membuka pasar kepada investor asing seiring dengan upayanya bergerak menuju pertumbuhan berkualitas tinggi.

Para investor terlihat bersemangat untuk arah reformasi pasar ekonomi dan finansial selama lima tahun ke depan. Kinerja sektor berakhir mixed, dengan penguatan pada perusahaan pengembang diimbangi oleh pelemahan perusahaan sumber daya.

Perusahaan properti dan konstruksi naik 1%, dipimpin oleh Sunac dengan lonjakan sebesar 6,9%, bahkan setelah Presiden Xi mengatakan China akan mempertahankan prinsip bahwa rumah adalah tempat untuk tinggal, bukan untuk spekulasi.

Di sisi lain, performa perusahaan bahan baku turun 1,6% di tengah berlanjutnya pelemahan di pasar komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper