Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tembus Rekor saat Mayoritas Bursa Asia Galau

Bursa Asia bergerak beragam cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (13/3/2024) saat IHSG tembus rekor tertinggi.
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia bergerak beragam cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (13/3/2024). Hanya IHSG, Kospi Korea Selatan, dan ASX Australia yang bergerak hijau.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 16.30 WIB, bursa Asia cenderung tertekan. Indeks Jepang Nikkei 225 dan Topix Index tercatat turun masing-masing 0,26% dan 0,33%. Kemudian Indeks China Shanghai Composite index tergerus 0,40%. Selanjutnya Hang Seng Hong Kong melemah 0,09% dan S&P BSE index India melemah hingga 1,37%. 

Bursa Asia yang menguat adalah Kospi Index Korea Selatan yang naik 0,44%, ASX Index Australia menguat 0,22% serta IHSG yang perkasa di level 7.421 atau naik 0,53%. 

Mengutip pemberitaan Reuters, Saham Asia mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan pada hari Rabu, didorong oleh puncak rekor di Wall Street, karena investor sebagian besar mengabaikan inflasi AS yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Pasar bertaruh bahwa hal tersebut tidak akan menghentikan pemotongan suku bunga yang diharapkan pada pertengahan tahun.

China telah meminta bank-bank untuk meningkatkan dukungan keuangan bagi pengembang China Vanke juga telah memberikan dukungan di bawah saham Hong Kong.

Sementara itu, data harga konsumen AS meningkat sebesar 0,36% pada bulan Februari melawan ekspektasi untuk kenaikan sebesar 0,3%, di tengah biaya yang lebih tinggi untuk bahan bakar dan tempat tinggal, meskipun secara tahunan inflasi inti melambat sedikit menjadi 3,8%.

Di sisi lain, kenaikan yield AS memberikan sedikit dukungan bagi dolar, tetapi pasar sebagian besar menganggap kejutan inflasi itu biasa saja. Dolar Australia tetap stabil di US$0,6603 dan euro di US$1,0952.

Kemudian yen yang telah mendapat dorongan dari posisi terendahnya oleh harapan meningkatnya suku bunga di Jepang, menguat sekitar 0,2% menjadi 147,33 per dolar karena kabar kenaikan upah di perusahaan-perusahaan besar mulai beredar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper