Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapitalisasi Pasar BREN Salip BBCA, Tembus Rp1.200 Triliun!

Saham emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melambung 9,67% membuat kapitalisasi pasarnya terbesar di pasar modal melampaui BBCA.
Saham emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melambung 9,67% membuat kapitalisasi pasarnya terbesar di pasar modal melampaui BBCA. / Istimewa
Saham emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melambung 9,67% membuat kapitalisasi pasarnya terbesar di pasar modal melampaui BBCA. / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kapitalisasi pasar emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) sempat menyentuh level Rp1.200 triliun pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat (26/4/2024) menggeser posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di urutan pertama emiten market cap besar.

Berdasarkan data RTI Business pukul 10.17 WIB, kapitalisasi pasar BREN tercatat sebesar Rp1.214,11 triliun. Naiknya kapitalisasi pasar ini seiring dengan harga saham yang melambung 9,67% atau 800 poin ke level Rp9.075 per saham.

Sepanjang perdagangan, saham BREN bergerak di rentang Rp8.200 hingga Rp9.350 per saham. Sebanyak 19,43 juta saham beredar dengan nilai transaksi tercatat sebesar Rp172,30 miliar.

Sementara itu, BBCA memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.192,77 triliun hingga pukul 10.18 WIB. Kapitalisasi pasar BBCA turun seiring dengan harga saham yang melemah sebesar 0,77% atau 100 poin ke level Rp9.675 per saham.

BREN sendiri beberapa kali sempat menyalip kapitalisasi pasar BBCA. Terakhir, BREN mampu menembus kapitalisasi pasar sebesar Rp1.083 triliun pada Desember lalu, melampaui BBCA yang berada di posisi Rp1.078 triliun.

Pada keterbukaan informasi terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham BREN ke daam kategori unusual market activity (UMA) karena dianggap mengalami perdagangan harga saham yang tidak wajar.

Direktur dan Corporate Secretary BREN Merly menyatakan pergerakan harga saham yang mengalami kenaikan sehingga BREN masuk dalam kategori UMA tidak bisa dia jelaskan. Menurutnya mereka tidak berada dalam posisi yang tepat untuk menanggapi terkait pergerakan harga saham karena hal tersebut merupakan mekanisme pasar.

“Terkait sentimen positif dari market, kami melihat bahwa hal ini merupakan refleksi dari kepercayaan dan apresiasi market terhadap langkah-langkah ekspansif yang dilakukan perusahaan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper