Bisnis.com, JAKARTA — Proses konsolidasi BUMN Karya terus bergulir. Dua emiten pelat merah, yakni PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), menyatakan tengah melakukan evaluasi internal sebagai bagian dari tahapan merger yang dikoordinasikan oleh Danantara.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo mengungkapkan saat ini manajemen masih menunggu proses serta hasil evaluasi dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai pemegang mandat konsolidasi.
“Saat ini, masing-masing perusahaan sedang diminta melakukan evaluasi kondisi perusahaan,” ujar Joko kepada Bisnis, dikutip Minggu (27/7/2025).
Konsolidasi BUMN Karya menjadi agenda strategis pemerintah untuk merampingkan jumlah entitas kontraktor pelat merah dari, tujuh entitas menjadi tiga perusahaan induk yang lebih sehat dan efisien.
Mereka adalah PTPP, WIKA, PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Corporate Secretary WIKA Ngatemin menyampaikan bahwa perseroan berada dalam koridor arahan Danantara dan kini sedang berfokus memperkuat struktur internal sebagai bagian dari proses konsolidasi.
Baca Juga
“Untuk skema konsolidasi BUMN Karya, tentunya kami [WIKA] mengikuti arahan Danantara selaku pemegang saham mayoritas. Saat ini perseroan terus fokus dalam meningkatkan tata kelola dan sistem manajemen untuk mendukung fundamental perusahaan,” ujar Ngatemin kepada Bisnis.
Konsolidasi BUMN Karya sendiri akan berlangsung secara bertahap pada paruh kedua 2025. Targetnya, hasil evaluasi masing-masing perusahaan akan menjadi dasar skema merger yang lebih terukur dan sesuai kebutuhan industri.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan bahwa merger BUMN Karya akan menjadi salah satu agenda prioritas PT Danantara Asset Management (Persero) pada semester II/2025.
Menurutnya, langkah merger BUMN Karya bertujuan membentuk entitas yang lebih efisien dan berfokus pada bisnis inti sebagai kontraktor.
Selain itu, anak-anak usaha perusahaan konstruksi pelat merah yang tidak berkaitan langsung dengan inti bisnis akan dikonsolidasikan.
“Kami lagi menghitung, kurang lebih akan jadi 3 perusahaan karya yang kuat ke depan dan bisnisnya hanya fokus sebagai kontraktor saja. Jadi, anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktor dan selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan, akan kami kelompokkan,” pungkas Dony.
Berdasarkan skema terdahulu, Waskita akan dipasangkan bersama Hutama Karya dengan fokus di sektor jalan tol, non-tol, institutional building, dan residensial komersial. Sementara itu, WIKA dengan PTPP bakal menggarap sektor pelabuhan laut, bandar udara, EPC, dan residensial.
Selanjutnya, Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya akan memegang spesialisasi konstruksi di sektor air, kereta, rel, dan beberapa sektor lainnya.
__________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.