Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bareksa Pede Penawaran SBR014 Terserap Pasar

Bareksa optimis SBR014 diminati investor karena inflasi rendah dan peluang penurunan suku bunga BI. SBR014T2 lebih laris dengan kupon 6,25% per tahun.
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Mitra distribusi penjualan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR014, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), optimistis penawaran SBR014 di berbagai tenor akan mengundang banyak permintaan.

Head of Investment Bareksa Christian Halim melihat minat investor terhadap SBR014 positif. Terlebih, sentimen datang dari inflasi yang masih cukup rendah di sekitar 1%–2% dan terbukanya peluang penurunan suku bunga BI ke depan.

Selain itu, fitur floating with floor di SBR014 juga dinilai memberikan nilai tambah tersendiri bagi produk pendapatan tetap ini. Christian menilai, kupon tidak akan turun dari batas minimal, walaupun suku bunga acuan turun.

“Melihat tren positif dari seri-seri sebelumnya, Bareksa optimistis capaian penjualan kali ini dapat melampaui seri sebelumnya,” kata Christian kepada Bisnis, Selasa (22/7/2025).

Sentimen positif terhadap produk SBR014 juga datang dari ruang penurunan suku bunga acuan BI di masa mendatang. Hal itu, menurut Christian, berpotensi membuat kupon SBN Ritel selanjutnya lebih kecil dibandingkan SBR014.

Selain itu, tren penurunan suku bunga BI juga dinilai bakal diikuti dengan penurunan bunga deposito perbankan, sehingga SBR014 akan jadi semakin menarik dibandingkan deposito.

Dari sisi penjualan, Christian menyebut bahwa SBR014 dengan tenor 2 tahun menjadi produk yang lebih diminati ketimbang SBR014T4. Selain menawarkan kupon di kisaran 6,25% per tahun, tenor pendek ini juga dinilai lebih fleksibel oleh investor yang mengutamakan likuiditas jangka menengah.

“Menariknya, imbal hasil SBR014T2 bahkan lebih tinggi dibandingkan SBN tenor serupa yang diperdagangkan di pasar sekunder, yang saat ini berada di kisaran 5,8%,” katanya.

Adapun berdasarkan data mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit), penjualan SBR014T2 per Selasa (22/7/2025) pukul 17.01 WIB, telah mencapai Rp2,64 triliun. Sejak diperdagangkan pada 14 Juli 2025, masih tersisa kuota sebesar 73,6% atau Rp7,36 triliun bagi SBR014T2.

Begitu juga dengan penjualan SBR014T4, yang baru terjual sebanyak 16,5% atau Rp825 miliar. Penjualan SBR014T4 masih tersisa 83,5% atau Rp4,17 triliun. Artinya, penjualan SBR014 telah mencapai Rp3,46 triliun sejak diperdagangkan pada 14 Juli 2025.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro