Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (22/7/2025). IHSG dibuka menguat dengan sejumlah saham seperti CDIA, WIFI, hingga ANTM mengalami kenaikan.
Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 7.440,28. IHSG sempat bergerak di rentang 7.438-7.453 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 201 saham menguat, 99 saham melemah, dan 263 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp13.424 triliun.
Saham milik Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) tercatat kembali melesat pagi ini dengan naik 24,69% ke level Rp1.515 per saham pagi ini. Saham CDIA menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi pagi ini.
Lalu saham afiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) yang naik 3,73% ke level Rp3.060 per saham pagi ini. Sebanyak 15,2 juta saham WIFI diperdagangkan pagi ini, dengan nilai mencapai Rp46,2 miliar.
Saham lain yang juga menguat adalah saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Saham emiten emas pelat merah ini naik 1,88% ke level Rp3.250 per saham pagi ini.
Baca Juga
Saham-saham lainnya yang menguat adalah BREN menguat 5,06% ke level Rp8.300, saham BRPT naik 1,67% ke level Rp2.430, dan saham BRMS naik 0,42% ke level Rp474.
Sebelumnya, Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam risetnya memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan ke level 7.450-7.470.
Sentimen domestik datang dari pemerintah yang telah meluncurkan kelembagaan 80.081 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (21/7/2025). Koperasi ini dapat mengakses pembiayaan dari bank BUMN senilai maksimal Rp3 miliar dengan suku bunga 6% melalui KUR, dengan tenor enam tahun untuk modal kerja dan maksimal tenor 10 tahun untuk investasi.
“Jika tidak disertai dengan tata kelola yang benar, hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan potensi meningkatnya NPL, serta potensi tertekannya NIM dan likuiditas bank BUMN,” ujar Ratna.
Hari ini, investor akan menantikan data M2 Money Supply bulan Juni 2025 (22/7/2025).
Sementara itu, kenaikan harga emas, yang diikuti oleh penguatan harga komoditas logam lainnya, diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham komoditas terkait.
Adapun dari global, optimisme akan kinerja keuangan emiten menutupi kecemasan akan perkembangan negosiasi tarif, dengan belum adanya negara lain yang mencapai kesepakatan dagang dengan AS hingga saat ini, menjelang batas waktu 1 Agustus 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.