Bisnis.com, JAKARTA — PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan nilai maksimal mencapai Rp1 triliun.
Aksi korporasi dari entitas anak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ini akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 26 Agustus 2025.
Manajemen Mitratel menyebutkan bahwa rencana tersebut bertujuan menjaga stabilitas harga saham dan mengoptimalkan penggunaan kas yang dimiliki guna meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham.
“Manajemen perseroan memandang perlu adanya fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan untuk mendukung tingkat harga saham yang mencerminkan kinerja,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Jumat (18/7/2025).
Pembelian kembali akan dilakukan paling lama dalam jangka waktu 12 bulan setelah mendapat persetujuan RUPSLB. Mitratel memperkirakan buyback akan dilakukan sebanyak 4,12% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sementara itu, biaya pembelian kembali saham diperkirakan mencapai Rp1 triliun, belum termasuk biaya transaksi dan komisi anggota bursa.
Baca Juga
Manajemen Mitratel menilai bahwa rencana buyback tidak akan berdampak material negatif terhadap operasional ataupun arus kas. MTEL juga disebut memiliki posisi keuangan yang kuat dan kas internal yang memadai.
Proforma laporan keuangan 31 Desember 2024 menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan buyback, total aset akan turun dari Rp58,14 triliun menjadi Rp57,14 triliun dan ekuitas juga turun dari Rp33,39 triliun menjadi Rp32,39 triliun.
Namun demikian, laba bersih tetap sebesar Rp2,1 triliun dengan laba per saham (earning per share/EPS) naik dari Rp25,85 menjadi Rp26,37 per saham.
Berikut adalah jadwal pelaksanaan RUPSLB Mitratel terkait buyback:
- Pengumuman RUPSLB: 18 Juli 2025
- Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS): 1 Agustus 2025
- Pemanggilan RUPSLB: 4 Agustus 2025
- Pelaksanaan RUPSLB: 26 Agustus 2025
- Periode buyback: Maksimal 12 bulan sejak 26 Agustus 2025
__________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.