Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) mengumumkan telah menghabiskan seluruh dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp4,27 triliun hingga akhir akhir semester I/2025.
Berdasarkan laporan penggunaan dana IPO per 30 Juni 2025, manajemen AADI mencatat bahwa seluruh dana IPO sebesar Rp4.270.431.936.190 telah terserap 100%, tanpa menyisakan saldo kas di akhir periode.
Adapun dana tersebut dialokasikan ke tiga pos utama. Pertama, sekitar 37,23% atau Rp1,59 triliun digunakan untuk pemberian pinjaman kepada anak usaha, PT Maritim Barito Perkasa (MBP). Dana tersebut mendukung investasi dan ekspansi operasional MBP, seiring meningkatnya permintaan jasa logistik dan transportasi batu bara di dalam Grup Adaro.
Kedua, sekitar 14,89% atau Rp635,52 miliar dialokasikan untuk pembayaran kembali sebagian pinjaman kepada Adaro Indonesia. Pembayaran dilakukan berdasarkan perjanjian pinjaman tertanggal 3 Mei 2024.
Sementara sisanya, yakni sekitar 47,88% atau Rp2,05 triliun, digunakan oleh perseroan untuk pelunasan pinjaman kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) sesuai perjanjian tertanggal 24 Juni 2024.
Dalam laporan tersebut, AADI juga merinci bahwa biaya penawaran umum mencapai Rp51,29 miliar, termasuk biaya jasa penjaminan, penyelenggaraan, penjualan, jasa profesi penunjang pasar modal, hingga jasa konsultasi.
Baca Juga
Dengan terserapnya seluruh dana hasil IPO, AADI menegaskan tidak ada lagi dana yang ditempatkan dalam deposito atau instrumen keuangan lain per 30 Juni 2025.
Untuk diketahui, AADI resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 2024, dengan perolehan dana IPO bruto sebesar Rp4,32 triliun. Setelah dikurangi biaya emisi, perseroan mengantongi hasil bersih Rp4,27 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.