Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara. Analis memandang IHSG menjadi salah satu Indeks yang menarik di Asean.
Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memandang pergerakan IHSG cenderung menarik di kawasan, seiring dengan sejumlah katalis positif. Salah satunya adalah sikap Fed yang lebih dovish setelah rilis risalah FOMC bulan Juli dan FFR yang berpotensi turun hingga di rentang 3,75%-4% per Desember 2025.
“Sehingga jika realisasi terjadi sesuai ekspektasi pasar, maka dapat mendorong pergerakan indeks, terlebih inflow asing mulai terjadi berkelanjutan dengan outflow Rp57,9 triliun YtD,” kata Audi, Jumat (11/7/2025).
Selain itu, katalis juga menurutnya datang dari re-rating dan valuasi, seiring dengan potensi perbaikan pertumbuhan kinerja seiring dengan tertekannya cost of fund sehingga meningkatkan aktivitas ekspansi dan menjaga stabilitas pendapatan emiten.
Audi juga menuturkan dampak kebijakan eksternal yang minim sehingga mampu menjaga stabilitas ekonomi makro dalam negeri juga menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG.
Research and Investment Department Capital Asset Management Martin Aditya menjelaskan valuasi IHSG berdasarkan forward Price to Earning (P/E) 2025 saat ini berada 10,85x, sehingga dapat dikatakan masih menarik, selain secara ytd juga masih belum terlalu menguat.
Baca Juga
“Selain itu potensi pertumbuhan di Indonesia masih besar dari bonus demografi, kehadiran Danantara juga diharapkan turut mendongkrak perekonomian Indonesia dari kegiatan investasinya,” ujar Martin, Jumat (11/7/2025).
Menurutnya, katalis bagi IHSG akan datang dari keputusan kebijakan suku bunga melalui RDG BI. Dia menuturkan apabila BI menurunkan suku bunga acuan, maka hal ini akan mendongkrak IHSG, terutama di sektor financial perbankan.
“Selain itu harapannya ada inflow dari asing ke emerging market, mengingat indeks di developed market sudah cukup overvalued serta terus menyentuh all time high-nya,” tutur Martin.
Sebagai informasi, secara year to date, IHSG tercatat masih melemah 0,46%. Meskipun demikian, IHSG tercatat menjadi indeks terkuat ketiga di Asia Tenggara, dan terkuat ke-8 di kawasan Asia Pasifik.
Di regional, pergerakan IHSG hanya kalah dari indeks Vietnam VN-Index yang menguat 14,12% sejak awal tahun, dan indeks Singapura, Strait Times Index STI yang menguat 7,93% YTD.