Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atas perdagangan saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) mulai sesi I perdagangan hari ini, Rabu (9/7/2025).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono mengungkapkan suspensi saham dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Green Power Group Tbk. (LABA).
"Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham LABA pada perdagangan tanggal 9 Juli 2025," kata Yulianto dalam keterangan resmi, Selasa (8/6/2025).
Penghentian sementara perdagangan saham LABA tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya ialah memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham LABA tersebut.
"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," imbuh Yulianto.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga saham LABA melejit 14,07% atau 38 poin ke level Rp308 per lembar pada penutupan perdagangan Selasa (8/7). Dalam sebulan terakhir, saham LABA telah melonjak 113,89%, dan sepanjang tahun berjalan 2025 emiten perdagangan dan produksi baja tersebut tercatat naik 1,99%.
Baca Juga
Sebelumnya, BEI juga telah memasukkan saham LABA dalam daftar saham Unusual Market Activity (UMA).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono melalui pengumuman Peng-UMA-Peng-UMA 00181/BEI.WAS/07-2025 menyebut pihak Bursa memantau saham LABA lantaran adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar.
Meski demikian, pengumuman ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan Pasar Modal.
“Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA),” ujar Yulianto dalam keterangan resmi, Kamis (3/7/2025).
Dia mengatakan Bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham LABA. Selain itu, dia menghimbau para investor untuk memperhatikan jawaban manajemen LABA atas permintaan konfirmasi Bursa.
Investor juga diminta untuk mencermati kinerja dan keterbukaan informasi LABA. Kemudian diharapkan agar investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi apabila LABA belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Yulianto menambahkan, Informasi terakhir mengenai perseroan adalah informasi tanggal 2 Juli 2025 yang dipublikasikan melalui website BEI perihal rencana pembelian 70% saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) oleh LABA bersama dengan Rich Step International, Ltd.