Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen obat pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mencatatkan penyusutan rugi bersih sebesar 57,11% year on year (YoY) sepanjang 2024. Sejumlah upaya restrukturisasi utang dan optimalisasi kinerja mendorong kinerja Kimia Farma menjauh dari kerugian.
Melansir Laporan Keuangan perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), KAEF mencatatkan penjualan sebesar Rp9,93 triliun pada 2024, naik tipis 0,67% year on year (YoY) dibandingkan Rp9,87 triliun pada 2023.
Penjualan KAEF terhadap pihak ketiga di dalam negeri menyusut 6,58% secara tahunan dari Rp9,39 triliun pada 2023 menjadi Rp8,81 triliun pada 2024. Namun, KAEF mencatatkan lonjakan penjualan terhadap pihak berelasi sebesar 165,29% YoY menjadi Rp990,85 miliar pada 2024 dari Rp373,48 miliar pada 2023.
Selain itu, kinerja ekspor perseroan juga turut meningkat sebesar 27,37% YoY. Pada segmen ekspor garam kina dan essential oil, KAEF mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 16,96% YoY dari Rp100,65 miliar pada 2023 menjadi Rp117,73 miliar pada 2024.
Begitu juga ekspor pada segmen obat-obatan dan alat kesehatan yang mampu melesat 137,17% YoY dari Rp7,56 miliar pada 2023 menjadi Rp17,95 miliar pada akhir 2024.
KAEF juga mampu menekan beban pokok penjualan sebesar sebesar 1,02% YoY menjadi Rp6,99 triliun pada 2024. Alhasil, laba kotor KAEF naik 4,96% YoY menjadi Rp2,94 triliun pada 2024.
Baca Juga
Setelah dikurangi beban pokok penjualan dan sejumlah pajak, KAEF mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih sebesar Rp842,27 miliar pada 2024. Rugi bersih perseroan menyusut 57,11% YoY dari Rp1,96 triliun pada 2023.
KAEF pun membukukan aset sebesar Rp14,96 triliun, menyusut sebesar 10,00% YoY dari Rp16,63 triliun pada 2023.
Hal itu juga dibarengi penyusutan liabilitas KAEF sebesar 2,65% YoY menjadi Rp11,53 triliun pada 2024. KAEF juga membukukan ekuitas sebesar Rp3,42 triliun pada 2024, turun 28,24% YoY.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menerangkan, dalam rangka mengurangi rugi bersih, KAEF telah melakukan sejumlah upaya seperti optimalisasi kinerja hingga restrukturisasi hutang pada beberapa bank.
Selain itu, simplifikasi portofolio produk, perluasan penetrasi pasar, hingga digitalisasi bakal terus dilakukan oleh KAEF untuk menorehkan kinerja yang semakin positif, dengan target torehan laba bersih pada 2026.
“Di sisi lain, perseroan juga menjalankan optimalisasi keuangan melalui cost efficiency dan cost control yaitu optimalisasi HPP dan pengendalian biaya operasional,” katanya dalam rilis, Selasa (8/7/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.