Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Reli Dipicu Gencatan Senjata Sementara Iran-Israel

Bursa saham Asia menguat pada Selasa (24/6/2025) dengan indeks acuannya mencatat kenaikan tertajam dalam tujuh pekan terakhir.
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Asia menguat pada Selasa (24/6/2025) dengan indeks acuannya mencatat kenaikan tertajam dalam 7 pekan terakhir, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan gencatan senjata sementara antara Iran dan Israel.

Melansir Bloomberg, Indeks MSCI Asia Pacific sempat naik hingga 1,8%, menjadi kenaikan harian terbesar sejak 2 Mei. Saham-saham semikonduktor, seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), Samsung Electronics, dan SK Hynix menjadi kontributor utama penguatan indeks.

Indeks Kospi Korea Selatan sempat melesat hampir 3% sebelum bertahan pada level 3.090,97, memimpin reli regional. Sepanjang tahun berjalan, Kospi juga mencatat kinerja terbaik di antara bursa-bursa utama Asia.

Sementara itu, indeks Topix Jepang terpantau naik 0,77% pada level 2.782,44. Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia reli 0,92% pada level 8.552,70, sementara itu indeks komposit Shanghai China menguat 0,90% pada kisaran 3.411,94.

Kenaikan ini mencerminkan pergeseran cepat dalam sentimen pasar setelah ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat investor global waspada dalam beberapa hari terakhir. 

Reli hari ini menandai rotasi cepat dari saham-saham sektor defensif seperti energi dan pertahanan ke saham-saham pertumbuhan seperti teknologi.

“Meski terlalu dini untuk benar-benar melupakan ketegangan di Timur Tengah, para pelaku pasar tampaknya memberikan waktu sejenak bagi diri mereka untuk menikmati pelangi setelah badai geopolitik,” ujar analis pasar di Vantage Markets Melbourne Hebe Chen.

Chen menambahkan perubahan suasana ini berpotensi mendorong rotasi sektor dari saham defensif ke saham teknologi dan pertumbuhan yang dapat diuntungkan oleh membaiknya selera risiko.

Dengan lonjakan hari ini, penguatan Indeks Kospi sejak awal tahun mencapai 29%, atau sekitar 20 poin persentase lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks MSCI Asia Pacific sepanjang 2025.

Kinerja positif indeks Kospi juga didukung oleh terpilihnya Lee Jae-myung sebagai Presiden Korea Selatan, yang dinilai membawa stabilitas politik dan meningkatkan harapan akan reformasi tata kelola perusahaan serta imbal hasil saham yang lebih baik.

Investor global, yang dalam beberapa pekan terakhir terus mengalirkan dana ke saham-saham Korea Selatan, kembali mencatatkan aksi beli bersih pada perdagangan Selasa.

MSCI Inc. dijadwalkan merilis laporan klasifikasi pasar pada 24 Juni waktu setempat. Pelaku pasar akan mencermati apakah Korea Selatan masuk dalam daftar pantauan untuk peningkatan status ke pasar maju (developed market).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper