Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melonjak Usai Inflasi AS Mei 2025 Melandai

Harga emas di pasar spot menguat 0,31% ke level US$3.332,63 per troy ounce pada pukul 22.05 WIB.
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia menguat pada Rabu (11/6/2025), terdorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan yang meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS pada September.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot menguat 0,31% ke level US$3.332,63 per troy ounce pada pukul 22.05 WIB, setelah sempat menguat hingga 1% di awal perdagangan.

Adapun harga ontrak berjangka emas Comex di AS juga menguat 0,48% ke posisi US$3.337 per troy ounce.

Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja, inflasi bulanan AS (CPI) pada Mei hanya naik 0,1%, di bawah proyeksi pasar sebesar 0,2%. Secara tahunan, inflasi tercatat 2,4%, juga lebih rendah dari estimasi 2,5%.

Analis logam mulia independen Tai Wong mengatakan angka inflasi inti yang mengejutkan rendah mendorong kenaikan seluruh kompleks logam mulia karena imbal hasil dan dolar turun.

“Harapan pasar kini adalah pemangkasan suku bunga yang lebih cepat oleh The Fed," jelasnya seperti dikutip Reuters.

Mengacu pada prediksi CME FedWatch, para pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 68% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada September.

Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kesepakatan dagang dengan China telah tercapai. Beijing disebut akan memasok magnet dan mineral tanah jarang langsung ke AS.

Sebagai imbalannya, AS akan kembali membuka akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa China. Kesepakatan ini masih menunggu pengesahan akhir dari Trump dan Presiden Xi Jinping.

Fokus pasar kini tertuju pada data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis Kamis (13/6), menjelang pertemuan Federal Reserve pada 17–18 Juni.

Tai Wong menambahkan, pasar logam mulia akan mencari konfirmasi arah penguatan.

“Jika emas dan perak bisa menembus level tertinggi terakhir, masing-masing di $3.403 dan $36,90, itu akan menjadi sinyal lanjutan reli. Namun jika tidak ada reaksi kuat terhadap data yang positif, bisa jadi pasar bersiap untuk koreksi jangka pendek,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper