Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) berencana mengoperasikan pabrik makanan olahan di Jawa Timur dengan nilai investasi Rp400 miliar dan kapasitas produksi 28.800 ton per tahun.
Direktur SIPD Natanael Yuyun Suryadi menyampaikan pada Juni 2025, perusahaan secara bertahap akan mengoperasikan pabrik makanan olahan baru di Nganjuk, Jawa Timur. Fasilitas makanan beku tersebut memiliki kapasitas produksi 28.800 ton per tahun.
SIPD telah mengalokasikan dana Rp400 miliar untuk investasi pengembangan pabrik baru sejak 2023. Pada 2025, alokasi belanja modal (capex) mencapai Rp100 miliar untuk pabrik baru dan pemeliharaan pabrik lama.
“Kami akan secara bertahap meningkatkan produksi di pabrik baru, karena menyesuaikan dengan permintaan makanan olahan yang masih menantang. Prediksi kami penjualan membaik sekitar Juli—Agustus 2025,” ujarnya usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Kamis (5/6/2025).
Di segmen bisnis ayam potong dan makanan olahan, SIPD sebelumnya sudah mengoperasikan pabrik makanan beku di Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat, berkapasitas 25.200 ton per tahun. Selain itu, perusahaan memiliki fasilitas ayam potong di Parung, Kab. Bogor, Jawa Barat, dengan kapasitas 8.000 ekor per jam.
Sejumlah produk makanan olahan SIPD antara lain ayam nanas, ayam segar, chicken katsu, chicken teriyaki, hingga sosis merek Royal yang mengusung konsep ala Korea Selatan.
Baca Juga
Sementara itu, di segmen bisnis pakan ternak yang menjadi pendorong utama penjualan perseroan, SIPD mengoperasikan dua pabrik. Pabrik di Balaraja, Kab. Tangerang, Banten memiliki kapasitas 270.000 ton per tahun, dan pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, berkapasitas 480.000 ton per tahun.
Natanael menyebutkan SIPD menargetkan penjualan pada 2025 bisa mencapai Rp5,5 triliun, dan dalam skenario optimistis ke level Rp6 triliun. Segmen bisnis pakan ternak tetap menjadi kontributor utama perseroan.
Untuk proyeksi laba bersih pada 2025, dia memprediksi nilainya serupa dengan pencapaian pada 2024. Tahun lalu, SIPD berhasil mengemas laba bersih Rp3,32 miliar, berbalik dari sebelumnya rugi bersih Rp17,31 miliar pada 2023.
Dari sisi top line, pada 2024 pendapatan SIPD mencapai Rp5,36 triliun, turun 12% year-on-year (YoY) dari Rp6,09 triliun pada 2023. Perincian pendapatan per segmen ialah pakan ternak Rp2,61 triliun atau berkontribusi 48,71%, segmen pembibitan dan peternakan ayam Rp1,51 triliun atau Rp28,24%, dan segmen ayam potong dan makanan beku Rp1,24 triliun atau 23,06%.
“Profitabilitas akan terus kami jaga, meskipun harga unggas fluktuasi. Kami juga tidak bisa serta merta memacu penjualan, karena nantinya malah memengaruhi harga unggas lebih rendah,” jelasnya.
Direktur Utama SIPD Sungkono Sadikin menyampaikan perseroan menunjukkan kinerja yang tangguh dan adaptif sepanjang 2024, dengan pencapaian signifikan dalam aspek keuangan, operasional dan strategi ekspansi bisnis. Manajemen mengusung pendekatan inovasi dan efisiensi operasional dalam menjaga kinerja.
“Dengan kinerja yang kuat dan strategi yang terarah, kami berada pada jalur pertumbuhan berkelanjutan dan siap memperkuat posisi di industri pangan berbasis unggas di Indonesia. Ke depan, perseroan berkomitmen untuk terus memperkuat fundamental bisnis dan beradaptasi terhadap dinamika pasar yang terus berubah,” paparnya